Dibantu Menulis CV, Pengungsi Ukraina Masih Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan di Australia
Ketika Vitaly Bazarov dan istrinya Anna Shmatko bersama anak mereka tiba di Melbourne, Australia, mereka yakin bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan di Ukraina.
"Saya seorang patriot Ukraina, tapi saya jatuh cinta dengan Australia begitu tiba di sini," ujar Anna kepada ABC News.
Namun sejak datang pada Juni lalu, Vitaly yang seorang penempa baja serta penyelam berpengalaman, belum juga mendapatkan pekerjaan.
"Ini negara yang hebat, tapi apa-apa mahal. Saya berharap salah satu karir saya di masa lalu dapat membantu saya menemukan pekerjaan di sini," kata Vitaly.
Anna menduga para pemberi kerja mengabaikan kualifikasi suaminya karena faktor bahasa. Bagi mereka, Bahasa Inggris bukanlah bahasa pertamanya.
Pasangan ini telah meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka, dan aktif mencari pekerjaan melalui grup online di media sosial yang bertujuan untuk membantu pengungsi dan imigran di Australia.
Melalui salah satu kelompok ini, pasangan tersebut bertemu dengan Svetlana Khaykina, yang banyak membantu pendatang yang baru tiba.
Membuat CV untuk pendatang
Stevlana adalah seorang insinyur yang tinggal di Port Hedland, Australia Barat, namun dibesarkan di Belarus. Ia dapat berkomunikasi dengan baik dengan pendatang dari kelompok Bahasa Slavia lainnya, termasuk Bahasa Rusia.
Ketika Vitaly Bazarov dan istrinya Anna Shmatko bersama anak mereka tiba di Melbourne, Australia, mereka yakin bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan di Ukraina
- Australia Menyelidiki Gelombang Kapal Pencuri Ikan dari Indonesia
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Mulai Mendeportasi Imigran Tak Berdokumen
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza