Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin

Dibesuk Adik dan Ibu, Tak Ada Acara Tiup Lilin
Franky ditemani sang istri, Harwantiningrum, Minggu (15/8). F- ainur rohman/jawapos
Puncak penyakit menahunnya itu kambuh lagi pada 20 Juli lalu. Saat itu Franky jatuh sakit parah. Dia dilarikan ke sebuah rumah sakit di Jakarta. Dokter menyatakan bahwa trombosit darahnya turun hingga tinggal sekitar 25 ribu. Padahal, trombosit orang normal berkisar 150 ribu sampai 500 ribu.

Setelah diperiksa, ternyata pembuluh darah Franky pecah. Kemudian muncul benjolan sebesar kepalan tangan dan keras di perut bagian kiri. Awalnya dokter mengira penyakit Franky adalah batu ginjal."Tapi, sampai lebih dari 10 hari, dokter Indonesia tidak menemukan penyakit Franky sesungguhnya. Maka, dengan bondo nekad (bonek), keluarga membawa Franky ke Singapura untuk berobat lebih lanjut.

Dia pun mendapat kepastian penyakitnya setelah dirawat di SGH. "Di sini (SGH) saya cepat mendapat kepastian. Seperti orkestra, semua saling berhubungan. Jadi, penyakitnya bisa langsung ketahuan," katanya.

Franky mengaku pelayanan rumah sakit di bawah grup kesehatan raksasa SingHealth (Singapore Health Services) itu sangat memuaskan. Para perawat memantau pasien 24 jam penuh nonstop. Saat Jawa Pos membesuk Franky Minggu lalu, memang ada lima perawat yang terus memantau kesehatan Franky. Masing-masing memiliki peran berbeda.

Kondisi penyanyi balada legendaris Indonesia Franky Sahilatua yang dirawat di Singapore General Hospital kemarin (16/8) mendadak drop. Padahal, hari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News