DIBI, Sistem Baru BNPB untuk Melihat Catatan Kebencanaan di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi BNPB Teguh Harjito mengingatkan bahwa Indonesia ialah negara dengan risiko terhadap bencana alam. Pasalnya, Indonesia ialah negara yang terletak di antara ring of atau gunung berapi yang masih aktif.
Atas kondisi tersebut, kata Teguh, BNPB membuat sistem bernama Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Sistem itu berisikan tentang data terkait kejadian bencana di Indonesia.
"Kami mencoba mengupayakan untuk membuat sistem (DIBI, red) yang di dalamnya terdapat database tentang kejadian bencana yang ada di Indonesia," ujar Teguh dalam keterangan resmi secara virtual terkait 'Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI) sebagai Referensi Data Kebencanaan', Rabu (30/12).
Teguh menjelaskan, data dalam DIBI ini cukup komprehensif. DIBI menyajikan data kejadian bencana di Indonesia mulai tahun 1815.
Menurut Teguh, BNPB masih berupaya memaksimalkan DIBI ini. BNPB masih mengumpulkan data bencana di Indonesia sebelum 1815.
"Kami coba mengupayakan dan mengumpulkan data yang lebih banyak lagi di tahun-tahun sebelumnya ini sedang kami upayakan," ujar dia.
Menurut Teguh, data bencana dalam DIBI menjelaskan tentang lokasi dan tahun kejadian. Dari situ, publik bisa membandingkan kejadian bencana di Indonesia dari tahun ke tahun.
"Ini bisa dilihat nanti," kata Teguh.
BNPB membuat sistem bernama Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI). Sistem itu berisikan tentang data terkait kejadian bencana di Indonesia.
- BNPB Imbau Pemerintah Daerah Siap Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah
- Badan Geologi: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Awas, Berpotensi Erupsi Susulan
- Korban Gempa Garut Bersabar, Bantuan Perbaikan Rumah Masih Proses Pemutakhiran
- Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Sudah Tiba di Yordania
- Indonesia Re Gelar Webinar Langkah Mitigasi Gempa Megathrust Bersama BMKG-BNPB
- 6 Helikopter Dikerahkan untuk Pemadaman Karhutla di OKI dan OKU Timur