Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life
Dari sisi akreditasi dan legalitas, UIPM diakui oleh berbagai lembaga internasional. UIPM terakreditasi oleh QAHE (Quality Assurance Higher Education) dan tercatat sebagai anggota ECLBS (European Council for Leading Business Schools).
Selain itu, UIPM juga berafiliasi dengan PBB melalui HESI (Higher Education Sustainability Initiative), yang menunjukkan komitmen institusi ini pada tujuan pembangunan berkelanjutan.
UIPM menjadi bagian dari UN ECOSOC, memiliki status konsultatif khusus, dan berkomitmen terhadap 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kemudian, UIPM berkolaborasi dengan edX, platform yang didirikan oleh Harvard dan MIT, memperluas akses belajar dengan teknologi modern.
“Dunia maya di Second Life menawarkan kedaulatan layaknya sebuah pemerintahan. Segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan, ada di dalamnya dan diawasi secara ketat oleh Linden Lab,” pungkas Rantastia.
Transformasi pendidikan di UIPM ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa di berbagai negara untuk menikmati pendidikan yang fleksibel, berkualitas, dan berstandar internasional tanpa batasan geografis. (jlo/jpnn)
Transformasi pendidikan di UIPM yang dibilang abal-abal, justru pertama yang menggunakan second life.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Agung Wicaksono Tawarkan 3 Pilar Utama untuk Wujudkan Visi 'ITB 2030'
- Dituding Jenderal Gadungan, CEO UIPM Tunjukkan Bukti Undangan Resmi PBB
- Rantastia Nur Alangan Bawa UIPM Menuju Akreditasi Internasional
- UIPM Ungkap Sosok Pemberi Gelar Doktor Raffi Ahmad, Bukan Profesor Palsu
- Lapor ke Bosnya di Amerika, CEO UIPM Siap Tempuh Jalur Hukum
- Kontroversi Gelar Kehormatan untuk Raffi Ahmad, UIPM Kirim Surat kepada Menteri