Dibunuh Taliban setelah Dua Dekade Lolos dari Sekapan Taliban
jpnn.com - Sushmita Banerjee, seorang penulis India yang mengisahkan pengalaman berhasil lolos dari sekapan Taliban melalui buku, dilaporkan tewas ditembak di Afghanistan. Pelaku diduga merupakan militan Taliban.
SUSHMITA Banerjee sejatinya sudah lolos pada awal 1994. Saat itu, dia berhasil melarikan diri dari militan Taliban yang menyekap dirinya. Setahun sebelumnya, Taliban memaksa Sushmita untuk menutup toko obat miliknya. Tampaknya, Taliban masih ’’penasaran’’ dengan nyawa Sushmita.
Dua puluh tahun kemudian, nyawa perempuan 49 tahun tersebut benar-benar melayang. Sekelompok orang yang diduga militan Taliban mengeksekusi Sushmita dengan tembakan jarak dekat di di Provinsi Paktika, Afghanistan.
Menurut keterangan Dawlat Khan Zadran, kepala kepolisian Paktika, Taliban diduga menculik Sushmita dari rumahnya pada Rabu malam (4/9). Suami Sushmita, Jaanbaz Khan, serta anggota keluarga lain diikat dan mata mereka ditutup. Pelaku lantas membawa kabur penulis buku A Kabuliwala's Bengali Wife itu.
Pada Kamis (5/9), penulis asal India tersebut ditemukan tewas dan jasadnya ditemukan di luar sebuah madrasah, di pinggiran Kota Sharana, ibu kota Provinsi Paktika. ’’Ditemukan sekitar 20 lubang peluru di sekujur tubuhnya (Banerjee),’’ ungkap Zadran.
Nama Sushmita Banerjee atau juga dikenal dengan Sushmita Bandhopadhya menjadi terkenal setelah buku memoarnya menjadi best seller pada 1995. Buku tersebut mengisahkan kehidupannya di Afghanistan bersama sang suami serta drama pelariannya dari sekapan Taliban.
Kisah pelarian tersebut juga difilmkan di Bollywood pada 2003 dengan judul Escape from Taliban. Dengan dibintangi Manisha Koirala, film itu mengisahkan keberanian seorang wanita dalam menghadapi Taliban.
Sushmita juga menceritakan kisah hidupnya dalam sebuah artikel untuk majalah Outlook pada 1998. Dia pindah ke Afghanistan pada 1989 setelah menikah dengan Khan yang ditemuinya di Kalkuta.
Dia menulis bahwa kehidupannya di Afghanistan saat itu sangat menjunjung tinggi toleransi. Tapi, Taliban melakukan razia pada 1993. Sekelompok militan, yang masih keluarga suaminya, menyuruh dirinya untuk menutup toko obat miliknya. Militan tersebut juga menyebut Sushmita sebagai wanita bermoral rendah.
Lantaran ingin menjauh dari Taliban, Sushmita lantas berlari ke Islamabad, Pakistan. Di sana, dia datang untuk meminta bantuan Kedutaan Besar India. Tapi, jejaknya terendus saudara iparnya. Saudaranya tersebut kemudian membawa Sushmita kembali ke Afghanistan. Di negeri itu, dia menjadi tahanan rumah.
’’Mereka berjanji untuk memulangkan saya ke India. Tapi, mereka berbohong. Mereka malah menyekap saya di dalam rumah. Taliban mengancam saya akan memberi pelajaran. Saya tahu, saya harus melarikan diri,’’ tulisnya.
Sushmita pun berhasil. Setiap malam, dia membuat terowongan dengan menggali tanah di bawah dinding. Dia pun lolos. ’’Tapi, di dekat Kabul, saya tertangkap lagi,’’ ujarnya.
Sekitar lima belas anggota Taliban menginterogasi dirinya. Saat itu, dia langsung diancam hukuman mati karena melarikan diri. Tapi, Sushmita berhasil meyakinkan mereka bahwa dia adalah warga India dan memiliki hak untuk dipulangkan ke negaranya.
Sekali lagi, dia berhasil lolos dari maut. Sushmita diizinkan untuk pulang ke Kalkuta dan bertemu kembali dengan suaminya. Tapi, dia memang tidak bisa melepaskan diri dari Afghanistan.
Dalam sebuah wawancara pada 2003, dia menyatakan bahwa kisahnya harus bisa menginspirasi dunia tentang kondisi perempuan di Afghanistan. ’’Suatu hari, saya akan kembali ke Afghanistan dan membebaskan mereka,’’ ujarnya. Tapi, kali ini, Sushmita benar-benar pergi selamanya dari Afghanistan. (BBC/CNN/cak/c18/dos)
Sushmita Banerjee, seorang penulis India yang mengisahkan pengalaman berhasil lolos dari sekapan Taliban melalui buku, dilaporkan tewas ditembak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji