Diburu Pemerintah China, Aktivis Uighur Ini Malah Ditangkap di Negara Muslim
jpnn.com, CASABLANCA - Seorang aktivis beretnis minoritas Muslim Uighur yang masuk dalam daftar orang paling dicari Interpol akhirnya tertangkap di Maroko.
Penangkapan itu bagian dari kampanye otoritas China untuk memburu para pembangkang yang berada di luar negeri, tulis South China Morning Post, Rabu.
Kalangan aktivis khawatir Yidiresi Aishan yang ditangkap di Bandar Udara Internasional Mohammed V, Casablanca, Maroko, pada Selasa (20/7) itu akan diekstradisi ke China.
Aishan yang berusia 33 tahun itu merupakan ayah dari tiga anak yang bekerja sebagai teknisi komputer dan menetap di Turki sejak 2012.
Dia juga bekerja pada surat kabar daring diaspora Uighur dan membantu para aktivis menghimpun kesaksian atas dugaan penindasan yang terjadi di Daerah Otonomi Xinjiang.
Setelah beberapa kali ditangkap di Turki, Aishan meninggalkan Istanbul menuju Casablanca pada Senin (19/7) malam, sebagaimana penuturan Yanmaymiz Ayup, rekan Aishan, dikutip SCMP.
Aishan menelepon istrinya pada Sabtu (17) untuk mengatakan bahwa dirinya dideportasi, demikian Ayup yang dekat dengan keluarga Aishan.
Maroko, negara berpenduduk mayoritas Arab muslim itu telah meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan China sejak 2017.
Sebelumnya seorang remaja China yang mengaku mendapatkan permanen residen di Amerika Serikat juga ditangkap saat transit di Dubai, Uni Emirat Arab, pada April lalu
- Prabowo: Dunia Internasional Tak Hormati Suara Negara Muslim
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Hadiri KTT D-8, Prabowo Kritik Negara Muslim Masih Kurang Kompak
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025