Diburu Pemerintah China, Aktivis Uighur Ini Malah Ditangkap di Negara Muslim

Diburu Pemerintah China, Aktivis Uighur Ini Malah Ditangkap di Negara Muslim
Pelajar dari etnis Uighur mempelajari Alquran dan Hadis di Institut Islam Xinjiang, Kamis (03/01/2019). Lembaga tersebut difasilitasi pemerintah Tiongkok untuk mencetak para imam yang bebas dari pengaruh radikalisme dan ektremisme. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, CASABLANCA - Seorang aktivis beretnis minoritas Muslim Uighur yang masuk dalam daftar orang paling dicari Interpol akhirnya tertangkap di Maroko.

Penangkapan itu bagian dari kampanye otoritas China untuk memburu para pembangkang yang berada di luar negeri, tulis South China Morning Post, Rabu.

Kalangan aktivis khawatir Yidiresi Aishan yang ditangkap di Bandar Udara Internasional Mohammed V, Casablanca, Maroko, pada Selasa (20/7) itu akan diekstradisi ke China.

Aishan yang berusia 33 tahun itu merupakan ayah dari tiga anak yang bekerja sebagai teknisi komputer dan menetap di Turki sejak 2012.

Dia juga bekerja pada surat kabar daring diaspora Uighur dan membantu para aktivis menghimpun kesaksian atas dugaan penindasan yang terjadi di Daerah Otonomi Xinjiang.

Setelah beberapa kali ditangkap di Turki, Aishan meninggalkan Istanbul menuju Casablanca pada Senin (19/7) malam, sebagaimana penuturan Yanmaymiz Ayup, rekan Aishan, dikutip SCMP.

Aishan menelepon istrinya pada Sabtu (17) untuk mengatakan bahwa dirinya dideportasi, demikian Ayup yang dekat dengan keluarga Aishan.

Maroko, negara berpenduduk mayoritas Arab muslim itu telah meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan China sejak 2017.

Sebelumnya seorang remaja China yang mengaku mendapatkan permanen residen di Amerika Serikat juga ditangkap saat transit di Dubai, Uni Emirat Arab, pada April lalu

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News