Dicurigai Ada Lembaga Survei Manipulasi Data
jpnn.com - JAKARTA - Hitung cepat lembaga survei berbeda menyikapi hasil perolehan suara pada pemilihan presiden (Pilpres) yang digelar Rabu (9/7). Ada yang memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tapi tidak sedikit pula yang mengunggulkan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menyikapi perbedaan ini, peneliti dari Populis Institute, David Krisna Alka mengatakan bahwa seharusnya lembaga survei yang merilis quick count menghormati moral dan etika. Termasuk kata dia, tidak keluar dari metode penelitian yang sudah digariskan secara ilmiah.
“Sebab jika panduan itu dilanggar, maka hasil pilpres sebaik apa pun akan melahirkan konflik, karena ada pihak-pihak yang tidak menerima hasil hitung cepat,” kata peneliti muda David kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/7).
David mengatakan persoalan moral dan etika lembaga survei muncul karena ada stasiun televisi swasta mempublikasikan hitung cepat yang hasilnya bertolak belakang dengan tujuh lembaga survei yang selama ini dinilai punya kredibilitas tinggi. Hasil itu kata dia kemudian dimanfaatkan untuk menyatakan bahwa Prabowo-Hatta memenangi pilpres sambil menunggu pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli nanti.
Metodologi yang digunakan lembaga survei yang dimaksud diakui David perlu dipertanyakan. Kata dia, boleh jadi metodologi itu dimanipulasi sehingga menghasilkan hasil survei yang mayoritas. “Inilah yang saya maksud dengan moral dan etika,” katanya.
Kecurigaan David ini sejalan dengan pengakuan Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yudha yang batal mengisi acara hitung cepat di stasiun televisi swasta tersebut. Ditengarai, pembatalan hasil quick count-nya karena tidak sesuai dengan selera dan keinginan.
"Diperlakukan seperti itu bagi kami tidak masalah. Saya justru kasihan dengan teman-teman redaksi yang baik-baik dan selama ini akrab dengan saya,” kata Hanta saat diwawancarai Metro TV, Rabu (9/7) malam.
Poltracking mengungkap bahwa hasil hitung cepatnya menunjukkan Jokowi-JK unggul dengan 53,37 persen. Sedangkan Prabowo-Hatta hanya 46,63 persen. (awa/jpnn)
JAKARTA - Hitung cepat lembaga survei berbeda menyikapi hasil perolehan suara pada pemilihan presiden (Pilpres) yang digelar Rabu (9/7). Ada yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- LBH Semarang Sebut Penembakan Sewenang-wenang oleh Polisi Tidak Bisa Dibenarkan apa pun Alasannya
- Kasus Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Dipecat dari Polri
- BKN Ingatkan Mulai Hari Ini Cetak Kartu Peserta Seleksi PPPK 2024
- Dijatuhi Hukuman PTDH, AKP Dadang Iskandar Diam Saat Namanya Dipanggil
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Guru PPPK Bisa Mengajar di Sekolah Swasta Mulai 2025
- Budayawan Anggap Jokowi Merusak Peradaban Indonesia, Rakyat Perlu Bergerak