Didera Perpecahan, Hanura Terancam Gagal Ikut Pemilu 2019
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai Partai Hanura bakal menerima kerugian akibat konflik internal yang sedang terjadi.
“Di daerah kader pasti terbelah akibat dualisme. Di level pusat, dukungan mereka terhadap Jokowi (maju di Pilpres 2019) tidak akan maksimal. Sebab, fokus mereka adalah menyelesaikan konflik internal," ujar Adi kepada JPNN, Jumat (19/1).
Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta itu menyarankan Hanura segera menyelesaikan konflik yang mendera.
Pasalnya, partai yang didirikan Wiranto itu terancam gagal mengikuti Pemilu 2019 jika terus bertikai.
“SK Menkumham secara sah di kubu Oesman Sapta Odang. Namun, kantor DPP dikuasai kubu Sarifuddin Sudding. Ini sebuah kondisi yang tak menguntungkan bagi Hanura," ucapnya.
Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menambahkan, perdamaian merupakan satu-satunya jalan keluar bagi Hanura.
"Tak ada yang diuntungkan dari kondisi prahara semacam ini. Dua kubu yang bertikai sama-sama dirugikan. Dalam konflik, yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu. Dua-duanya tak berguna," kata Adi. (gir/jpnn)
Pengamat politik Adi Prayitno menilai Partai Hanura bakal menerima kerugian akibat konflik internal yang sedang terjadi.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- OSO Optimistis Pramono-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024
- Hari Tamher-Aliah Sayuti Terima Dukungan PBB & Hanura pada Pilkada Kota Tual
- Soal Hanura Bergabung atau Tidak dengan Koalisi, OSO Beri Penjelasan Begini
- OSO Instruksikan Kader Memenangkan Calon Kepala Daerah yang Didukung Hanura
- Hanura Gelar Munas IV di Bali, OSO Bakal jadi Ketum Lagi?
- Hanura Jatim Usulkan Munas Dipercepat dan Oso Kembali Jadi Ketua