Didesak Mundur oleh Mantan Presiden
Kamis, 03 Desember 2009 – 05:48 WIB
MANILA - Rencana Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo memburu posisi di Kongres dikritik keras Fidel Ramos. Rabu (2/12), mantan presiden Filipina itu menegaskan bahwa dengan berkampanye untuk Kongres selagi menjabat sebagai kepala pemerintahan akan mendatangkan keuntungan yang tidak adil baginya. Sebelumnya, para politisi Filipina yang berseberangan dengan Arroyo juga sudah melontarkan kritik. Sebagian besar menyebut pemimpin 62 tahun itu haus kekuasaan. Mereka yakin, Arroyo hanya akan memanfaatkan Kongres sebagai kendaraan menuju kursi Perdana Menteri (PM) yang sebelumnya tidak ada pada struktur kepemimpinan Filipina.
"Demi fair play, GMA (sebutan untuk Arroyo) harus mundur dari kursi kepresidenan supaya tidak membuat bingung calon penantangnya di Provinsi Pampanga," kata Ramos sesaat sebelum bertolak ke Australia untuk mendatangi konferensi internasional kemarin. Kepada Agence France-Presse, tokoh 81 tahun itu menyebut motif Arroyo misterius.
Baca Juga:
Sebagai presiden, kata Ramos, Arroyo juga menjabat sebagai komandan tertinggi angkatan darat. Dia juga punya wewenang untuk memilih dan memberhentikan pejabat negara. Demikian juga dengan anggaran pemerintah. Arroyo-lah yang berkuasa mengeluarkan atau menahan dana. Karena itu, Arroyo bakal menjadi calon anggota Kongres yang paling ditakuti lawan-lawannya.
Baca Juga:
MANILA - Rencana Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo memburu posisi di Kongres dikritik keras Fidel Ramos. Rabu (2/12), mantan presiden Filipina
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Apresiasi Terbentuknya The Hague Group Demi Terwujudnya Palestina Merdeka
- Sentuhan Empati di Gleneagles Hospital Johor Lebih dari Sekadar Pengobatan, Lihat
- Bertemu di World Leaders Summit, Megawati Berbincang dengan Al Gore
- PP PMKRI Perkuat Diplomasi Lintas Organisasi Masyarakat Sipil di Asia Pasifik
- Megawati Minta Semua Negara Menjaga Masa Depan Anak di Forum Internasional
- Indonesia Harus Tolak Wacana Trump Soal Relokasi Warga Palestina ke Yordania & Mesir