Didominasi Generasi Baru, Ini Daftar Pemain Film Pengepungan di Bukit Duri
Film Pengepungan di Bukit Duri mengambil latar tahun 2027 ketika situasi di Indonesia bergejolak.
Menggambarkan kondisi masyarakat berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial.
Di tengah semua itu, muncul Edwin (Morgan Oey), guru pengganti di SMA DURI yang dikhususkan untuk siswa-siswi bermasalah.
Situasi makin rumit, Edwin menghadapi pertarungan untuk bertahan hidup ketika sekolah tempatnya mengajar mendadak berubah menjadi ajang pertarungan hidup dan mati.
Sutradara Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar menyatakan antusiasmenya dalam proyek terbaru tersebut.
"Tidak sabar menghadirkan cerita yang menegangkan dan urgent ini ke penonton. Pengepungan di Bukit Duri membawa isu yang relevan dan dekat dengan kehidupan kita sekarang di Indonesia, mengajak merenungkan kembali persepsi tentang keadilan dan empati. Hal ini yang menjadikan film ini bukan hanya sekadar film action-thriller, namun juga pengalaman yang menggugah pikiran," kata Joko Anwar.
"Kolaborasi ini menandai pencapaian penting, karena untuk pertama kalinya Amazon MGM Studios bekerja sama dengan perusahaan produksi film dari Asia Tenggara untuk perilisan film di bioskop. Kolaborasi ini juga menjadi yang pertama dengan sutradara berbakat Indonesia, Joko Anwar," tambah Vice President, International Originals Amazon MGM Studios James Farrell.
Film Pengepungan di Bukit Duri ditargetkan tayang di bioskop Indonesia mulai 2025 mendatang. (ded/jpnn)
Sutradara Joko Anwar akhirnya mengumumkan film terbarunya yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High).
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra
- Pernikahan Arwah Kombinasikan Tradisi Tionghoa dengan Nuansa Horor
- Joko Anwar Umumkan Film ke-11, Pengepungan di Bukit Duri
- Siksa Kubur Raih Nominasi Paling Banyak di FFI 2024
- Morgan Oey Antusias Terlibat Dalam Film Pernikahan Arwah
- Mulai Syuting, Film Horor Pernikahan Arwah Angkat Cerita Tradisi Tionghoa
- Romeo Ingkar Janji, Bukan Sekadar Romansa Biasa