Diduga Data Pribadi 279 Juta WNI Bocor, Begini Keterangan Kemenkominfo
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara terkait dugaan bocornya data pribadi 279 juta warga negara Indonesia (WNI).
Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan Direktorat Jendral Aplikasi dan Informatika (Aptika) masih bekerja untuk menelusuri dan mengungkap dugaan kasus kebocoran data tersebut.
"Hingga malam ini pukul 20.00 WIB, tim masih bekerja dan sejauh ini belum dapat menyimpulkan telah terjadi kebocoran data pribadi dalam jumlah yang masif seperti yang diduga," kata Dedy, Kamis.
Untuk memastikan kembali, Ditjen Aptika hingga saat ini masih terus menelusuri dan mengembangkan hasil temuan dan akan memberikan informasi terbaru setelahnya.
Selain itu, koordinasi dengan instansi lainnya juga dilakukan sesuai dengan koridor yang dimiliki oleh Kemenkominfo.
Menanggapi lebih lanjut isu terkait penyebaran dan kebocoran data privasi warga Indonesia, Kemenkominfo mengimbau kepada para pengelola data pribadi untuk meningkatkan keamanan database masing-masing.
Terakhir, Dedy pun mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati- hati menjaga data pribadi mereka dan tidak menyebarkannya kepada pihak yang tidak berkepentingan.
Terkait kata sandi untuk layanan digital, masyarakat juga diimbau untuk memperbarui kata sandinya secara berkala dan memastikan data yang berbentuk digital dapat lebih aman.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara terkait dugaan bocornya data pribadi 279 juta warga negara Indonesia (WNI).
- UU PDP Resmi Berlaku, SakuraHR Connect Bahas Cara Melindungi Data Karyawan
- ASN Komdigi Terlibat Judi Online Sudah Teridentifikasi Lama, tetapi Budi Arie Cuek Saja
- Eks Anak Buahnya Disikat Polisi terkait Situs Judi, Budi Arie Berkata Begini
- Minta Polisi Cek HP Pegawai Komdigi Pelindung Situs Judi Online, Sahroni: Bongkar Jaringannya!
- Kemenkominfo: Peran Penting Humas sebagai Kunci Sukses Program Pemerintah
- Lewat Cara Ini BTN Berkomitmen Melindungi Data Pribadi Nasabah