Diduga Terkait Persaingan Bisnis Pengawalan
Sedangkan yang terjadi di depan gedung KPK itu area terbuka, kendaraan masih ramai dan banyak saksi mata di lokasi. Selain itu, pada kasus penembakan di Tangsel, pelau tidak mengambil senjata korban. Sebaliknya, setelah menembak Bripka Sukardi, pelaku juga merampas senjata korban.
Penyidik kooordinasi dengan Densus 88 dan menginterogasi ulang para tersangka teroris kelompok Abu Roban yang sudah ditahan. "Semua menyatakan bukan pola mereka. Juga Iqbal, tersangka yang kita tahan karena jual senjata. Dia mengaku tak punya kaliber 4,5 mm," katanya.
Fakta-fakta itu mencuatkan dugaan bahwa penembakan Bripka Sukardi terkait dengan bisnis jasa pengawalan yang dijalankan anggota kepolisian.
Informasi yang dihimpun, pada hari kejadian Sukardi mengawal truk di luar jam dinas. Pengawalan itu tanpa sepengetahuan institusi Ditpolair Baharkam Mabes Polri. Tidak ada penugasan untuk Sukardi malam itu. Dari catatan petugas jaga di kesatuan Sukardi, dia keluar kantor sekitar pukul 19.30 WIB.
Sukardi mengawal enam truk sendirian. Padahal, pascaperistiwa penembakan polisi di Pondok Aren, Tangsel, Wakapolri Komjen Oegroseno melarang seluruh anggota Polri patroli atau berjaga sendirian. (rdl/byu/gun/ken/dod/ca)
JAKARTA - Polisi menemukan titik terang dalam penyidikan kasus penembakan Bripka Sukardi, anggota Provos Ditpolair Baharkam Mabes Polri, di depan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran
- Gandeng Resinergi, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Perkotaan
- Legislator NasDem Tawarkan Solusi Ini Demi Menyejahterakan Petani
- Ray Rangkuti Tantang KPK Bidik Orang di Lingkaran Kekuasaan terkait Kasus DJKA
- Dirjen Bina Keuangan Daerah Terima Penghargaan dari Kementerian BUMN