Diduga Terkait Persaingan Bisnis Pengawalan

Diduga Terkait Persaingan Bisnis Pengawalan
Anggota kepolisian menjaga tempat kejadian peristiwa penembakan Anggota provost Mabes Polri Bripka Sukardi di depan gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (11/9). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

Sedangkan yang terjadi di depan gedung KPK itu area terbuka, kendaraan masih ramai dan banyak saksi mata di lokasi. Selain itu, pada kasus penembakan di Tangsel, pelau tidak mengambil senjata korban. Sebaliknya, setelah menembak Bripka Sukardi, pelaku juga merampas senjata korban.      

Penyidik kooordinasi dengan Densus 88 dan menginterogasi ulang para tersangka teroris kelompok Abu Roban yang sudah ditahan. "Semua menyatakan bukan pola mereka. Juga Iqbal, tersangka yang kita tahan karena jual senjata. Dia  mengaku tak punya kaliber 4,5 mm," katanya.    

Fakta-fakta itu mencuatkan dugaan bahwa penembakan Bripka Sukardi terkait dengan bisnis jasa pengawalan yang dijalankan anggota kepolisian.     

Informasi yang dihimpun, pada hari kejadian Sukardi mengawal truk di luar jam dinas. Pengawalan itu tanpa sepengetahuan institusi Ditpolair Baharkam Mabes Polri. Tidak ada penugasan untuk Sukardi malam itu. Dari catatan petugas jaga di kesatuan Sukardi, dia keluar kantor sekitar pukul 19.30 WIB.

Sukardi mengawal enam truk sendirian. Padahal, pascaperistiwa penembakan polisi di Pondok Aren, Tangsel, Wakapolri Komjen Oegroseno melarang seluruh anggota Polri patroli atau berjaga sendirian. (rdl/byu/gun/ken/dod/ca)


 

JAKARTA - Polisi menemukan titik terang dalam penyidikan kasus penembakan Bripka Sukardi, anggota Provos Ditpolair Baharkam Mabes Polri, di depan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News