Diduga Ulah Mafia, Tokoh Penggarap Dibantai
jpnn.com - MEDAN-Perebutan lahan garapan kembali makan korban jiwa. Belum juga tuntas kasus pembantaian Ketua IPK Patumbak Frengki Simatupang, beberapa pekan lalu, Rabu (12/2) sekira pukul 18.00 WIB, kasus serupa kembali terjadi.
Kali ini, nyawa Ngatiran (50) warga Jl. Pasar III, Gang Karso, Kel. Mabar, Medan Deli yang melayang setelah dibacoki pelaku tak dikenal yang diduga berjumlah 4 orang. Peristiwa ini terjadi di kawasan lahan garapan Pasar III, Dusun IX, Kampung Agas, Desa Sampali, Kec. Percut Sei Tuan.
Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (Grup JPNN) dari lokasi, pembunuhan sadis yang menewaskan salah satu tokoh penggarap ini bermula saat korban berniat melihat tanah garapan yang telah 9 tahun dikuasainya.
Saat melintas di lokasi, pria bertubuh gemuk itu tiba-tiba dihadang pelaku yang diduga telah menunggu. Tanpa ba-bi-bu lagi, pelaku langsung membacoki korban hingga tersungkur bersimbah darah.
Pembantaian itu berjalan mulus karena tak ada seorang pun warga yang datang membantu Ngatiran. Pasalnya, selain sepi, lokasi itu juga gelap dan jarang dilintasi warga/penggarap.
Jenazah korban sendiri ditemukan dalam posisi telungkup di balik tembok mengenakan kemeja warna merah lusuh di balik tembok yang dalam proses pembangunan setinggi 1 meter. Temuan itu sontak menggegerkan warga sekitar. Apalagi Ngatiran adalah salah satu pentolan penggarap di sana.
Kepada POSMETRO MEDAN, seorang warga brnama Juwita boru Aritonang (45) mengatakan, Ngatiran telah 9 tahun menguasai tanah di lokasi kejadian. Ia menduga, para pelaku adalah orang-orang yang sejak 3 bulan belakangan ini sering datang ke lokasi garapan dan membuat onar dan menakut-nakuti para penggarap.
"Bapak Ngatiran ini kawan kami, sama-sama penggarap. Kalau dugaanku, pelakunya yang pernah datang ke sini juga dulu yang merusaki rumah warga sini. Dan ternyata memang betul ancaman mereka mau menghabisi kami. Ini rupanya maksudnya," kata wanita yang terus histeris itu.
Mendapat info pembunuhan itu, puluhan personel Reskrim Polsek Percut Sei Tuan bersama anggota Jahtanras Polresta Medan pun turun ke lokasi. Jasad korban pun langsung dibawa ke RS Pirngadi Medan untuk kepentingan otopsi. Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, SIK yang dikonfirmasi mengaku masih menyelidiki kasus itu. "Kita lidik dulu ya, korban sudah dibawa ke RSU Pirngadi," singkatnya
Hasil visum Ngatiran (50) tewas akibat luka penganiayaan di tubuh. “Ada tiga luka tikaman, dua di perut dan satu di kepala. Pergelangan tangan sebelah kiri patah akibat dipukul,” jelas seorang petugas forensik RSUD dr Pirngadi Medan yang tak mau disebutkan namanya.
Menurutnya, melihat kondisi jenazah diperkirakan korban sempat melakukan perlawanan. Pasalnya, di jari-jari tangannya terlihat ada luka memar akibat menangkis atau memukul.
"Sempat melawan, mungkin pas dipukul terjatuh. Korban sempat melawan karena nggak tahan, pelaku langsung melakukan penikaman," jelasnya.
Adik kandung korban, Adi Lesmana ketika ditemui di Ruang Jenazah RS Pirngadi Medan mengatakan, korban pergi dari rumah sejak pukul 07.00 Wib. Saat itu korban pergi ke lahan garapan miliknya dan milik orang lain yang dijaganya.
MEDAN-Perebutan lahan garapan kembali makan korban jiwa. Belum juga tuntas kasus pembantaian Ketua IPK Patumbak Frengki Simatupang, beberapa pekan
- Seorang Pelajar SMKN 4 Semarang Meninggal Dunia, Diduga Ditembak Polisi
- Begini Modus Sindikat Jual Beli Bayi Lewat Facebook
- Polisi Ungkap Kasus TPPO di Palembang, Tiga Tersangka Ditangkap
- SPBU di Sleman Ini Curang, Merugikan Konsumen Rp 1,4 Miliar
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini