Didukung BRI, Sepatu Ulat Sutra Samia Naik Kelas Sampai ke Mancanegara
Dia pun merekrut beberapa petani dan anak muda untuk merintis usaha sutera yang awalnya baru berjumlah sekitar 30 orang.
Arianto mengatakan dia mengekspor kepompong ulat sutra ke Taiwan. Namun sayangnya, usaha tersebut tidak bertahan lama karena terbentur regulasi, di mana pemerintah Indonesia menetapkan ekspor harus dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi.
“Saya tidak bisa kirim (ekspor) dan Taiwan tidak bisa nerima. Sempat bingung mau ngapain akhirnya kami riset dan dijadikan benang. Dan sampai sekarang kami inovasi terus jadi kain,” ujarnya.
Selain itu, melalui pengembangan ulat sutra Arianto dapat membentuk ekosistem ekonomi yang kuat, seperti pemberdayaan komunitas penyandang disabilitas dalam proses produksi sepatu serat alam miliknya.
Pihaknya pun sudah melakukan kolaborasi usaha dengan kelompok usaha tenun kain songket di Lombok. Pada 21 April, dia pun akan menjajaki kerja sama dengan pelaku UMKM lainnya di Sulawesi.
Diberdayakan BRI
Ketika usahanya mulai menanjak, Arianto pun mengaku mendapat dorongan dari BRI sejak 2021.
Menurut Arianto, BRI mendukung dari segi branding dan juga akses permodalan.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berkomitmen mendorong para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) naik kelas.
- Berkat Program BMD, Omzet Keripik Tempe Yuliza Melonjak
- Sejak Berdiri PaDi UMKM Berhasil Tingkatkan Transaksinya hingga 3.610 Persen
- HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG
- Pemerintah Targetkan Makan Bergizi Gratis Sentuh 3 Juta Penerima hingga Maret 2025
- Batavia PIK Sukses Hadirkan Euforia Tahun Baru, Ada Pasar Rakjat Bernuansa Tempo Dulu
- Pemerintah Perlu Berhati-hati soal Penghapusan Utang UMKM