Didukung PBNU, Elektabilitas PAN Meningkat ke Angka 5 Persen
jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) hasil survei lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) naik ke posisi 7 besar dibandingkan pada periode Oktober 2022.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan elektabilitas PAN naik 2,1 persen menjadi 5,0 persen dan melampaui Partai Keadilan Sosial (PKS) yang berada diposisi keenam dengan elektabilitas 4,9 persen.
Menurut Dedi, kenaikan elektabilitas PAN sebagai sesuatu yang menarik. Pasalnya partai berlogo matahari putih itu termasuk partai yang elektabilitas mudah turun maupun naik.
Menurut Dedi, meroketnya elektabilitas PAN salah satunya karena kemampuan Ketua Umumnya Zulhas yang mampu membangun hubungan dekat dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
Gus Yahya sendiri pada momen peringatan satu abad NU yang diadakan PAN beberapa waktu lalu menyebutkan tidak haram bagi warga NU mencoblos atau memilih PAN pada Pemilu 2024.
Hal itu dinilai turut berkontribusi positif pada naiknya elektabilitas PAN.
"Pidato Ketum PBNU yang menyatakan tidak haram memilih PAN, rupanya menjalar ke pemilih nahdliyin, mereka tidak lagi terkonsentrasi pada PKB atau PPP. Di luar Jawa justru menjadi wilayah PAN dan ini kabar baik untuk PAN agar semakin gencar promosikan hubungan NU dan PAN," kata Dedi dalam keterangannya yang diterima JPNN.com, Minggu (12/3).
Dia menyebutkan elektabilitas PAN yang hanya terpaut 1,6 persen dari PKB di angka 7,6 persen tidak terlepas dari kemampuan mengais suara dari ceruk kaum nahdliyin.
Pidato Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf saat acara peringatan harlah satu abad NU yang diadakan PAN jadi salah satu faktor pendongkrak elektabilitas partai itu
- Viva Yoga Sebut 4 Menteri Gabung Bukti PAN Garda Terdepan Kawal Prabowo
- Inilah Sosok di Balik Kehadiran Shaykh Fadhil Al Jailani di Kongres XIII Jatman
- Pra MLB NU Soroti Jabatan Gus Ipul di PBNU
- Putri Zulhas Singgung Pentingnya Kemandirian Pangan saat Workshop PAN
- Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar: Kiai Syarbani Haira Bukan Pengangguran
- Cicit Pendiri Nahdlatul Ulama Prihatin Mendengar Rencana MLB NU