Digarap 12 Jam, Ibu Hakim Dicecar Soal Ini

jpnn.com - JAKARTA -- Hakim ad hoc tindak pidana korupsi Bengkulu, Siti Insirah, diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama kurang lebih 12 jam, Kamis (2/6). Siti digarap sebagai saksi suap pengamanan perkara korupsi penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M Yunus Bengkulu.
Perempuan berjilbab ini merupakan anggota majelis hakim yang menyidangkan perkara korupsi honor Dewan Pembina, bersama hakim Janner Purba dan Toton. Dua nama terakhir sudah dijadikan KPK tersangka suap. Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak, mengatakan, Siti ditanya penyidik soal perkara yang disidangkannya itu.
"Siti Insirah ditanya seputar informasi yang diketahui tentang proses kasus di PN di mana dia jadi salah satu majelis hakimnya," ujar Yuyuk, Jumat (3/6).
Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus ini. "Tapi kan sekali lagi ini dilakukan pendalaman," kata Agus di Pusat Pendidikan Pelatihan Badan Pemeriksa Keuangan di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/6).
Ia menambahkan, penyidik juga akan melihat fakta-fakta yang muncul di persidangan kasus ini nantinya. "Libat fakta persidangan nanti," tegas Agus.
Seperti diketahui, rekan Siti yakni Janner dan Toton disangka menerima suap dari dua terdakwa korupsi mantan Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD M Yunus Bengkulu Edi Santroni serta bekas Kepala Bagian Keuangan RSUD M Yunus Bengkulu Syafri Syafii. KPK juga menjerat Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Bengkulu Badaruddin alias Billy sebagai tersangka. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Hakim ad hoc tindak pidana korupsi Bengkulu, Siti Insirah, diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama kurang lebih 12 jam, Kamis
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pelita Air Bersinergi dengan BIH Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis
- Laksda TNI Edwin Bicara Soal Peran Strategi TNI AL Menjaga Potensi Maritim Menuju Swasembada Pangan
- Buntut Polemik Lagu Bayar Bayar Bayar, Sukatani Dapat Tawaran jadi Duta Polri
- Mediator dari DPC Peradi Jakbar Diharapkan Bisa Mendamaikan Perkara Perdata
- Pejabat Pemkab Sumedang jadi Direktur di Kementerian PKP, Wabup Fajar Ucap Syukur
- Apa Itu Danantara yang Baru Diluncurkan Presiden Prabowo? Simak Penjelasannya di Sini