Digelandang Jaksa, Buron Kejati Riau Menitikkan Air Mata
Kamis, 28 Juni 2012 – 21:21 WIB
JAKARTA - Buronan kasus korupsi dari Kejaksaan Tinggi Riau, Zulbuchari tiba di Kejaksaan Agung, Kamis (28/6) malam setelah ditangkap Tim Satuan Tugas Intel Kejaksaan Agung di Kalimantan Tengah, Selasa (26/6) lalu. Zulbuchari yang tadi malam mengenakan kaus kemeja abu-abu, celana jins biru dan topi bermotif kotak-kotak, tampak menunjukkan ekspresi datar saat berhadapan dengan awak media yang menunggunya di Kejagung.
Ia lebih banyak menundukkan kepala. Namun ketika diwawancara, pria paruh baya itu tiba-tiba menitikkan air mata. "Seharusnya bukan saya yang dikejar, tapi direktur saya, atasan saya. Dia yang bertanggungjawab atas kasus itu. Namanya Haji Bambang Sunaryo," tutur Zulbuchari dengan raut wajah sedih.
Zulbuchari adalah mantan Manager Administrasi dan Keuangan PT. Rezki Cipta Illahi. Ia dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan proyek perjanjian Kerjasama Sistem Operasi (KSO) pengadaan dan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit menjadi CPO antara Perum Bulog dengan PT. Rezki Cipta Illahi.
Tindak pidana korupsi yang terjadi tahun 2005 itu dilakukannya bersama Kepala Divisi Perum Bulog Riau, Syarief Abdullah, Kasi Perdagangan Bulog, Hendri Mairizal dan Kabid Komersial M Syafei Matondang. Akibat kasus ini, negara mengalami kerugian sebesar Rp9,3 miliar. Sesuai dengan keputusan dari Mahkamah Agung, ia divonis empat tahun penjara.
JAKARTA - Buronan kasus korupsi dari Kejaksaan Tinggi Riau, Zulbuchari tiba di Kejaksaan Agung, Kamis (28/6) malam setelah ditangkap Tim Satuan Tugas
BERITA TERKAIT
- Butuh Dana Tambahan Rp 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima Program MBG
- Menteri Agama: Pengumuman Libur Ramadan Disampaikan Senin
- Menko AHY Bicara soal Harga Tiket Transportasi Mudik Lebaran 2025: Lebih Terjangkau
- Hadiri Perayaan Natal di BRIN, Menko AHY Ingatkan Soal Toleransi dan Persatuan
- Ikatan Notaris Indonesia Versi Kongres Cilegon: Keputusan Dirjen AHU Sewenang-wenang
- Pemerintah Daerah Ikut Patungan Rp 5 Triliun untuk Membiayai Makan Bergizi Gratis