Digelar di Tengah Wabah Corona, Pemilihan Wagub DKI Berpotensi Jadi Ajang Jual Beli Suara
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun tidak setuju pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta digelar di tengah wabah virus corona yang melanda ibu kota. Menurut dia, masyarakat akan sangat dirugikan jika hal itu benar-benar terjadi.
Selain risiko penyebaran virus corona yang tinggi, pemilihan wagub DKI berpotensi besar jadi ladang politik uang. Pasalnya, perhatian publik tengah tertuju ke perkembangan wabah virus corona.
“Kan pemilihan wakil gubernur DKI di DPRD DKI itu berdasarkan pada pola-pola lama di masa Orde Baru, itu memungkinkan terjadinya politik uang atau politik transaksional. Nah saat ini pertanyaannya adalah siapa yang mengawasi proses itu?” ujarnya saat dihubungi, Rabu (25/3).
Selain itu, lanjut dia, rencana panitia pemilih menggelar paripurna pekan ini tidak sejalan dengan imbauan Presiden Joko Widodo soal pencegahan wabah virus corona.
“Ini juga menunjukkan DPRD DKI tidak mengindahkan perintah Presiden Joko Widodo dan upaya serius Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani kasus Covid-19 ini. Jadi mengabaikan kebijakan nasional dan kebijakan daerah yang diarahkan semuanya untuk melakukan social distancing,” pungkasnya. (dil/jpnn)
Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun tidak setuju pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta digelar di tengah wabah virus corona yang melanda ibu kota
Redaktur & Reporter : Adil
- Usulan Anggota DPRD DKI: Warga Terlibat Tawuran Wajib Ikut Pendidikan Militer
- Pemprov DKI Cabut Bantuan untuk Ratusan Siswa, Anggota DPRD Geram
- APMP Minta Bawaslu RI Tegas soal Dugaan Kecurangan di Pilkada Mimika
- Bawaslu Tegaskan Tak Ada Pelanggaran yang Dilakukan Aparat Kepolisian di Pilkada 2024
- Ketua KPPS Coblos Surat Suara Pram-Rano, Bivitri: Pasti Ada Instruksi
- Bawaslu Sampaikan Alur Penanganan Dugaan Pelanggaran Pilkada 2024