Digitalisasi Aksara Daerah Kandas, Pemerintah Diminta Tak Diam
jpnn.com, JAKARTA - Keinginan aksara Jawa masuk ke dalam sistem internet internasional tentu tak terlepas dari peran pemerintah Indonesia.
Seperti yang telah disyaratkan lembaga internet dunia Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) dalam tahapan digitalisasi aksara sebuah bangsa.
Praktisi Sastra Afrizal Malna mengatakan jika melihat penolakan ICANN terhadap permohonan dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dalam upayanya melakukan digitalisasi aksara Jawa pada akhir tahun lalu, maka pemerintah tak boleh berdiam diri.
Setidaknya, sambung Afrizal, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan segera memasukan ke aksara nusantara menjadi salah satu mata pelajaran tersendiri di sekolah.
"Kalau masuk ke warga internet dunia, tapi penggunanya ternyata tidak ada, memang jadi aneh, dia jadi seperti bahasa dalam museum," kata Afrizal Malna.
Sementara itu, menurutnya kalau dia masuk ke dalam warga internet dunia, memang juga akan menghidupkan banyak naskah-naskah Jawa yang selama ini tidur dalam aksaranya sendiri.
Menurutnya, naskah dan aksara Jawa memang harus masuk ke kurikulum pendidikan, karena terkait langsung dengan bahasa nasional.
"Ini juga momen agar bahasa nasional kita jadi majemuk. Bahasa Indonesia bisa diajarkan melalui bahasa lokal dan sebaliknya," tukas Afrizal.
Keinginan aksara Jawa masuk ke dalam sistem internet internasional tentu tak terlepas dari peran pemerintah Indonesia.
- Kiprah 18 Tahun PANDI: Membangun Ekosistem Digital Indonesia
- PANDI Mengeklaim Jalankan Tata Kelola Domain .id Secara Transparan dan Bertanggung Jawab
- Ada Dugaan Praktik Bisnis Pengelolaan Nama Domain, Pendiri PANDI Angkat Bicara
- Eksistensi .id Kian Menguat, Pandi Akan Lakukan Riset Nama Domain di Indonesia
- Luncurkan IDChain & Aplikasi E.id, Pandi: Ini Kunci Indonesia Berdaulat Digital
- Sepanjang 2023, Pandi Sebut Jumlah Nama Domain .id Memelesat, Tertinggi di ASEAN