Digitalisasi UMKM, Dupa Merta Pudak Wangi Tabanan Kian Harum
Bu Ade mengaku, dupa Merta Pudak Wangi kini lebih banyak terjual lewat e-commerce ke luar Bali sampai ke luar negeri.
"Dari TikTok Shop, Oktober kemarin menghasilkan Rp38 juta," ungkapnya.
Kesuksesan tidak luput dari ilmu yang dia peroleh setelah bergabung dengan komunitas pelaku UMKM yang berada di bawah binaan PT Telkom Tbk.
Sejak itu, Bu Ade rajin berkumpul dengan para pelaku UMKM di rumah kreatif BUMN yang berada di salah satu ruang Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Tabanan.
Dia mengaku benar-benar belajar dari nol kepada para pelaku UMKM, terutama dalam membuat produk dupa yang kini diproduksi bersama seorang asistennya.
Bu Ade juga mendapat ilmu paling berharga tentang copy writing tentang cara membuat sekakigus mengolah kata-kata yang jitu untuk mempromosikan dan menjual produknya secara online.
Bu Ade memiliki segudang tips yang berisi kata-kata untuk mempromosikan dan menjual Produk secara online. Dengan tip itu, order akan berdatangan.
Di sela kesibukan memproduksi dupa, Bu Adek kini kerap diundang menjadi mentor bagi UMKM rintisan di Tabanan dan sejumlah daerah di Bali.
Ni Made Rini Wahyuni, pendiri usaha dupa Merta Pudak Wangi memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produknya.
- Jamkrindo Beri Mesin Kopi kepada Kelompok Petani di Kintamani
- Jamkrindo Kanwil Denpasar Menjamin 243.109 UMKM Senilai Rp 17,3 Triliun
- UMKM Indonesia jadi Pendorong Transaksi Asing di Tengah Globalisasi Bisnis
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- PNM dan BPOM Dorong UMKM Pangan Bersertifikasi
- Indodana Finance & Cermati Invest Kolaborasi Dorong Kesadaran Finansial UMKM