Diguncang Sanksi Ekonomi, Bank Sentral Rusia Ambil Langkah Darurat
jpnn.com, JAKARTA - Rusia menjadi fokus dunia pascainvasi kepada Ukraina beberapa waktu belakangan.
Sikap Rusia pun mengakibatkan berbagai sanksi internasional dijatuhkan, salah satunya terkait ekonomi.
Menyikapi hal itu, bank sentral Rusia mulai menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin waktu setempat.
Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina menyatakan kenaikan suku bunga dilakukan dalam rangka langkah darurat.
Pihak berwenang pun mengatakan kepada perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk menjual mata uang asing, karena rubel jatuh ke rekor terendah.
"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
Elvira menyebutkan kenaikan suku bunga utama dilakukan untuk memastikan kenaikan suku bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi.
"Ini diperlukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan warga dari depresiasi," bebernya.
Bank sentral Rusia mulai menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin waktu setempat.
- WNA Rusia Merampok Rp 3,4 Miliar Milik Bule Ukraina di Bali
- inDrive Mengintegrasi Teknologi AI pada Layanan Ride-Hailing, Pengiriman, dan Ekonomi Gig di 2025
- Ukraina Tunjukkan Komitmen Transparansi dan Akuntabilitas di Tengah Invasi Rusia
- 3 Program TJSL SPSL Mampu Berdayakan Masyarakat Rawa Badak Utara
- BPJPH Apresiasi Bantuan Sertifikasi Halal untuk UMKM dari AQUA
- BNI BUMI Dukung Asta Cita untuk Pacu Ekonomi Hijau