Dijemput Mobil, Bawa Baju Sisa yang Kering
Bahkan, saat hari telah berganti, mata Ridwan belum terpejam. Alih-alih menikmati bunga tidur, bapak empat orang anak itu malah menunggu pagi dengan makan biskuit. ”Tidak kerasan, minta pulang terus dari tadi,” kata Nany Dwiyana, keluarga Ridwan.
Ridwan tinggal di tempat pengungsian sejak pagi, sedangkan Nany baru tiba sore. Dua anaknya turut mengungsi. Sebab, genangan air di rumahnya cukup tinggi.
Rata-rata warga memilih mengungsi karena rumahnya tidak bisa ditempati. Air masuk ke rumah hingga setinggi lutut orang dewasa. Mereka tidak mungkin tidur di atas dipan yang dikelilingi air. Bisa-bisa mereka masuk angin, kemudian sakit.
Alasan itulah yang membuat Ridwan dievakuasi ke pengungsian. Dia membawa perlengkapan yang cukup. Di samping tempat Ridwan tidur, ada termos air panas, kopi dalam botol, camilan, dan air mineral. Tidak ketinggalan rokok kesukaannya.
Nany bercerita, Ridwan diungsikan karena khawatir banjir makin besar. Kekhawatiran itu akhirnya terbukti. Sebab, makin lama air yang menggenangi RT 14, RW 2, kampung mereka, semakin tinggi.
Karena itu, Nany akhirnya juga menyusul Ridwan mengungsi. ”Untung, anak-anak sudah ujian. Kalau belum, pasti repot karena sejak banjir ini mereka tidak masuk sekolah,” kata perempuan 44 tahun itu.
Dia berharap banjir segera surut sehingga mereka bisa kembali ke rumah. Harapan yang sama diutarakan Madali. Laki-laki 63 tahun itu juga ingin pulang. ”Kalau sekarang tidak bisa, airnya masih tinggi,’’ ujarnya.
Agar harta bendanya aman, Madali menaruhnya di meja atau lemari. Tempat tidurnya juga diganjal bata paving susun tiga agar tidak terendam air.
GEDUNG serbaguna milik Desa Bangah benar-benar sesuai namanya, berguna untuk beragam keperluan warga. Bisa untuk pertemuan, hajatan, atau saat banjir
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala