Dijemput Mobil, Bawa Baju Sisa yang Kering
Bahkan, dua buah kain gendong turut kena air banjir. Kain itu dijemur di tangga aluminium di dalam gedung. Pakaian anak-anak hanya disimpan dalam tas kresek.
Sebelum mengungsi ke gedung serbaguna, Lamiyati menginap di rumah tetangga. Dia tidak sendirian. Tetangga lain melakukan hal yang sama. Selasa malam mereka masih aman. Tapi, saat bangun Rabu dini hari, air sudah menggenang. Bahkan, saat ,terbangun bajunya sudah basah.
Mengungsi bukan satu-satunya cerita warga Bangah yang terkena musibah. Salah seorang warga yang punya hajat terpaksa menerima tamu di halaman dan jalanan yang tertutup air.
Tamu yang datang pun tidak memakai alas kaki. Saat menyantap hidangan, kaki mereka nangkring di penyangga kursi. ”Warga yang mengungsi bertambah lagi. Hari ini (kemarin, Red) ada enam KK yang ke sini,” ujar Reni.
Desa Bangah terdiri atas 4 RW dan 24 RT. Banjir yang paling parah terjadi di RW 2. Sebagian besar kediaman 245 KK terendam banjir. Bahkan, rumah-rumah milik warga di RW 1, RW 3, dan RW 4 juga terkena dampak.
Namun, tidak semua mengungsi untuk menghindari banjir. Ada yang bertahan di rumah dengan alasan menjaga barang. Mereka berharap banjir segera berakhir. (Maya Apriliani/c6/ib)
GEDUNG serbaguna milik Desa Bangah benar-benar sesuai namanya, berguna untuk beragam keperluan warga. Bisa untuk pertemuan, hajatan, atau saat banjir
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala