Dikawatirkan Dolar AUS Bisa Menguat Akibat Perang Dagang AS-China
Jika hal itu terjadi, RBA menilai bahwa mata uang yang lebih lemah bisa menguntungkan "karena akan mendukung ekspor" ke mitra dagang Australia.
Bank sentral ini menganggap Australia mungkin tidak serentan dibandingkan dengan negara lain.
"Di sisi lain, Australia mungkin kurang terdampak skenario itu dibanding negara lain yang lebih mengandalkan arus perdagangan global sebagai sumber permintaan untuk produk mereka serta memiliki sektor manufaktur lebih besar," kata RBA dalam laporannya.
Perang dagang buruk bagi Australia
Awal pekan ini, perang dagang AS dan China mengalami eskalasi dengan pemberlakukan tarif lebih banyak atas produk masing-masing negara.
Washington menetapkan tambahan tarif 10 persen atas impor dari China senilai 200 miliar dolar AS.
Sebagai balasan, Beijing mengumumkan tarif 5-10 persen senilai 60 miliar dolar AS untuk impor dari Amerika.
"Perang dagang AS-China kemungkinan mempengaruhi perekonomian AS, Cina dan Australia," kata RBA.
Sentimen itu disampaikan kembali dalam pertemuan RBA bulan September. Saat itu bank sentral ini memperingatkan adanya "ketegangan signifikan seputar kebijakan perdagangan global yang merupakan risiko terhadap prospek perekonomian".
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati