Dikecil-kecilkan, Dibesar-besarkan
Senin, 26 April 2010 – 05:26 WIB
Anjuran-anjuran perlunya membangun budaya malu dan budaya “rasa bersalah” rasanya pun tak lagi ampuh. Tidak mempan. Mungkin, seperti para perawan yang kalau zaman dulu sangat menutupi auratnya. Mengapa? Karena masih punya rasa malu. Sekarang? Malah dipamer-pamerkan.
Baca Juga:
Keteladanan dari para pemimpin, baik elit politik, elit agama, atau tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah, masihkah punya pengaruh? Ini ranah yang sulit dibicarakan. Masalahnya, keteladanan seperti apa? Bagaimana mengukurnya?
Kehidupan pejabat di tingkat pusat dan daerah umumnya sangat senjang dibanding kebanyakan rakyat. Lihat rumah dan perabotannya, mobilnya dan berbagai fasilitas yang dinikmati berdasarkan undang-undang dan regulasi yang ada.
Saya kaget pertama kali tahu bahwa bahkan kasur atawa tilam alias ranjang pejabat di rumah dinas pun ditanggung oleh APBN dan APBD. Bahkan termasuk tisu dan pewangi ruangan di kamar kerja. Belum lagi biaya ini itu, termasuk menjamu tamu dan berbagai kemewahan yang mencengangkan rakyat miskin yang masih bergumul dengan persoalan sekilo dua kilo beras.