Dikenang karena Berani Memilih
Sabtu, 30 Januari 2010 – 02:02 WIB

KENANG - Inayah Wulandari Wahid, putri bungsu almarhum Gus Dur saat menghadiri acara 'Persembahan untuk Sang Guru dan Pahlawan Bangsa: Mengenang dan Melanjutkan Perjuangan Gus Dur', di GOR Kertajaya, Surabaya, Jumat (29/01). Foto: Dite Surendra/Jawa Pos.
SURABAYA - Meski sebulan berlalu, warga seperti tidak berhenti mengenang kepergian Abdurrahman Wahid. Tadi malam, giliran 30 komunitas lintas agama dan budaya yang tergabung dalam Keluarga Besar Nusantara (KBN) yang memadati GOR Sudirman, Kertajaya Indah. Mereka mengenang dan berdoa untuk mantan presiden yang akrab dipanggil Gus Dur itu. Gus Dur, tambahnya, berani memilih untuk tidak menyalahkan orang lain. Namun, dia berani bersikap meskipun dengan resiko berbeda dengan yang lain. Yang terpenting, sikap itu adalah langkah yang diyakininya benar. Selalu menghormati dan mengharmonikan perbedaan, lanjut Inayah, adalah salah satu tindakan yang dipilih Gus Dur. Pluralisme dan multikulturalisme Gus Dur itulah yang kini menjadi salah satu perekat kehidupan berbangsa di negeri ini. "Kita pun harus memilih," imbuh Inayah.
Warga dan eksponen KBN yang hadir dalam acara bertema Harmoni Dalam Kebhinekaan itu antara lain datang dari Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Jatim, Buddhist Education Center, Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), serta Jaringan Intelektual Tao Liberal Indonesia (JITLI). Hadir juga dalam acara itu putri bungsu Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid, serta saudaranya, Sholahuddin Wahid (Gus Sholah).
Menurut Inayah, sejak Gus Dur wafat, dia dan keluarga tak henti-hentinya diundang menghadiri berbagai acara mengenang sang ayah. Sepekan lalu, Inayah menghadiri acara pemberian penghargaan untuk Gus Dur di Papua. "Gus Dur dikenang karena dia berani memilih," ungkap Inayah dalam pidatonya di depan massa.
Baca Juga:
SURABAYA - Meski sebulan berlalu, warga seperti tidak berhenti mengenang kepergian Abdurrahman Wahid. Tadi malam, giliran 30 komunitas lintas agama
BERITA TERKAIT
- Omongan Kapolri Listyo Diungkit setelah Band Sukatani Didatangi Polisi
- Mahfud MD Bilang Begini soal Lagu Band Sukatani yang Menyentil Polisi
- Pendekar 08 Bagikan 80 Tong Sampah untuk Mendukung Kebersihan Lingkungan
- BRCC Indonesia Melaksanakan Ujian Masuk Universitas Tiongkok
- Kejari Muba Menggeledah Dua Kantor Milik Alim Ali, Ada Apa?
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif