Dikira Banyak Duit, 'Proposal' dari Dapil Meningkat

Dikira Banyak Duit, 'Proposal' dari Dapil Meningkat
Anggota Pansus Bank Century saat beramah-tamah usai rapat terakhir di DPR, Senin (1/3) malam. Foto: Priyo Handoko/Jawa Pos.
Eva Kusuma Sundari dari FPDIP berharap model pembahasan kebijakan publik di pansus yang terbuka bisa menjadi tradisi di DPR. Menurut Eva, banyak dampak positifnya. Terutama bagi DPR untuk introspeksi internal. "Ternyata yang ini ngomongnya jorok, yang ini ngantuk?an. Jadi, proses ini pendewasaan bagi semua," katanya.

Eva juga curhat. Dia sering merasa kesepian menjadi satu-satunya perempuan di pansus. Karena itu, Eva berharap ada komitmen dari fraksi-fraksi lain nanti untuk menempatkan perempuan di posisi penting. "Saya serius, jangan diketawain, ini dari hati yang paling dalam. Saya sudah menunjukkan bisa maksimal, perempuan tidak patut distigma tidak serius dan manja," ujarnya.

Dia juga sependapat dengan Mahfudz. Menurut Eva, memang ada mitos-mitos tentang pansus. Terutama soal honor atau insentif tambahan yang besar.

"Saya merasakan sendiri. Setiap hari dipikir kita ini menerima honor tambahan. Angkanya ratusan juta.  Proposal yang saya terima dari dapil meningkat. Padahal, ini keliru sekali. Honor kita tidak ada korelasinya dengan seringnya kita muncul di televisi," kata Eva. Selama pansus melakukan pemeriksaan, setiap hari, sejumlah stasiun televisi swasta memang terus menayangkannya secara live.

Senin (1/3) malam lalu, Pansus Century merampungkan pekerjaannya. Sesudah rapat, sejumlah anggota pansus sebenarnya sudah sempat saling minta maaf.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News