Dikira Dukun karena Pengobatannya Tidak Lazim
Rabu, 03 April 2013 – 18:02 WIB
Di Asia metode ini dinamakan harmonizer formula (HF), sedangkan di Eropa bernama flower formula. Di Indonesia sendiri Floren mengenalkannya dengan nama quantum flower healing. Terapi ini didasarkan pada teori bahwa tubuh manusia memiliki gelombang elektromagnetik.
Setiap organ mempunyai tingkat elektromagnetik dengan warna-warna yang berbeda, seperti halnya warna yang terkandung dalam bunga. Bunga memiliki warna gelombang yang berbeda-beda. Bunga bertugas menyikronkan gelombang elektromagnetik agar terjadi keseimbangan.
Misalnya, bunga camelia warna merah muda yang menghasilkan energi 380 nanometer. Gelombang elektromagnetik bunga itu terbukti bisa menyembuhkan migrain, sakit tengkuk, dan depresi.
Bunga lili hijau yang memiliki kekuatan 520 nanometer diidentifikasi bisa menyembuhkan sakit jantung, hipertensi, dan menormalkan denyut jantung. Fungsi bunga ini menyeimbangkan gelombang elektromagnetik pada organ yang lemah atau sebaliknya, yang terlalu kuat.
Metode pengobatan phytobiophysic atau terapi bunga masih asing di telinga masyarakat. Di Indonesia, dr Florentina Riana Wahjuni merupakan orang pertama
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408