Dikira Dukun karena Pengobatannya Tidak Lazim

Dikira Dukun karena Pengobatannya Tidak Lazim
SANG PELOPOR: Dokter Florentina menunjukkan sertifikat terapi bunga yang diperolehnya. FOTO: Uma Nadhif Kholifatin/Jawa Pos

"Lebih gampangnya, tubuh manusia itu seperti ponsel. Baterainya bisa lemah, bisa lemot, bisa ngehang. Untuk me-recharge kembali diperlukan gelombang elektromagnetik. Tapi, jenis charger-nya berbeda-beda sesuai dengan jenis ponselnya," terangnya.

Floren merupakan dokter pertama Indonesia yang memperoleh sertifikat ilmu tersebut. Dia menggeluti ilmu terapi bunga sejak 2004 di Malaysia. Floren mengenal metode terapi unik ini secara tidak sengaja. Awalnya dia menangani ayahnya yang sakit kanker. Mendengar keluhan sang ayah, tak ada yang bisa dia perbuat kecuali menginjeksikan penahan rasa sakit. Namun, takdir berkata lain. Sang ayah kemudian meninggal dunia.

"Dengan injeksi itu sebenarnya saya ingin mengobati ayah tanpa rasa sakit. Tapi, keburu...," terangnya.

Dari situ Floren lalu mulai mempelajari ilmu pengobatan herbal. Hingga suatu hari dia menemukan satu jurnal mengenai phytobiophysic. Dia pun tertarik untuk mempelajarinya di Malaysia. Pasalnya, di negeri jiran itu metode terapi bunga sudah cukup maju.

Metode pengobatan phytobiophysic atau terapi bunga masih asing di telinga masyarakat. Di Indonesia, dr Florentina Riana Wahjuni merupakan orang pertama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News