Dikira Dukun karena Pengobatannya Tidak Lazim

Dikira Dukun karena Pengobatannya Tidak Lazim
SANG PELOPOR: Dokter Florentina menunjukkan sertifikat terapi bunga yang diperolehnya. FOTO: Uma Nadhif Kholifatin/Jawa Pos
Tapi, di tengah perjalanan, ibu tiga anak tersebut sempat ragu dengan ilmu yang dipelajari. Sebab, ternyata, metode pengobatannya tidak melalui diagnosis konvensional seperti yang dia pelajari. Namun, metodenya dengan penyaluran energi yang ada di bunga.

Untuk menghapus kegalauan hatinya itu dia berkonsultasi pada pendetanya di gereja dan kepada empat pemuka agama lain. Bahkan, dia juga pernah mencari pembenaran kepada tokoh kepercayaan Shinto yang dia temui di Malaysia. Hasilnya, para pemuka agama tersebut mendukung semua ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia.

"Mendengar penjelasan para pemuka agama itu saya baru bisa merasa lega," tegasnya.

Floren pun akhirnya mampu menyelesaikan pendidikan ilmu terapi bunga tersebut. Hanya, dia kembali bingung ketika akan menyosialisasikan ke masyarakat luas di Indonesia. Maka, Floren kemudian membuat uji coba terapi dengan mempraktikkan kepada saudara, teman, dan para tetangga.

Metode pengobatan phytobiophysic atau terapi bunga masih asing di telinga masyarakat. Di Indonesia, dr Florentina Riana Wahjuni merupakan orang pertama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News