Dikira Teroris, Digoda Sopir Mabuk, Akhirnya Mencium Tangan Pak Jokowi

Dikira Teroris, Digoda Sopir Mabuk, Akhirnya Mencium Tangan Pak Jokowi
TERKABUL: Sri Wahyuni berhadap-hadapan langsung dengan Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma beberapa saat sebelum presiden terbang ke Tiongkok kemarin (13/5). Foto: Bayu Putra/Jawa Pos

Untuk beristirahat, Sri selalu memanfaatkan masjid atau kantor polisi. Baik di polsek maupun polres di kota atau kabupaten yang dia singgahi.

Di Tegal, Sri mendapat simpati dari Kapolres Tegal Kota AKBP Semmy Ronny Thabaa. Saat meminta izin untuk menginap di mapolres, Sri malah ditawari Semmy untuk tidur di hotel. Namun, Sri dengan halus menolak tawaran tersebut.

Perempuan kelahiran 2 Januari 1971 itu malah minta izin untuk tidur di musala polres saja. Alasannya, dia merasa lebih aman bila tidur di markas polisi.

Dia merasa dijaga korps baju cokelat itu. Akhirnya Semmy mengizinkan Sri tidur di musala karena memang tidak ada tempat lain di mapolres yang representatif untuk tempat bermalam tamu.

Tiba di Jakarta, Sri bingung. Sebab, dia baru pertama menginjakkan kaki di ibu kota. Dia juga tidak punya sanak saudara yang bisa dijadikan jujukan.

Maka, kembali dia mendatangi kantor polisi. Kali ini di Mapolsek Metro Gambir. Di mapolsek itu dia menginap sampai tiga hari sebelum akhirnya bertemu seorang relawan Jokowi.

Selama di Mapolsek Gambir, dia mendapat perlakuan yang baik. Pasalnya, secara kebetulan, ada anggota Polsek Gambir yang berasal dari Sragen. ’’Saya kerasan di Polsek Gambir. Polisinya baik-baik,’’ cerita dia.

Saat didatangi orang yang mengaku relawan Jokowi, Sri sempat ragu dan mencurigai orang yang tidak dikenalnya itu.

Sri Wahyuni berjalan kaki dari rumahnya di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ke Ibu Kota Jakarta. Tujuannya hanya satu, bertemu Presiden Joko Widodo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News