Dikritik, Dokter Sangat Berkuasa Tentukan Jenis Obat
Senin, 10 Oktober 2011 – 22:11 WIB
Faktor lainnya, kata Laksono, juga terkait masalah penyebaran jumlah rumah sakit yang ada di Indonesia. Menurutnya, selama ini Rumah Sakit Swasta lebih terkonsentrasi berkembang di daerah-daerah dengan tingkat fiskalnya tinggi dan indeks kemiskinannya rendah. Sedangkan Rumah Sakit Umum sebaliknya, lebih berkembang di daerah-daerah dengan tingkat fiskalnya rendah dan indeks kemiskinannya tinggi.
Baca Juga:
Hal ini juga mempengaruhi penyebaran dokter dan tingkat pendapatan dokter. Di Jakarta, tentu saja tingkat pendapatannya lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. Bahkan, untuk mengurangi tingginya kompetisi dan mempertahankan tingkat pendapatan, ada daerah yang tidak mau ditambah jumlah dokternya.
”Ini jelas memperlihatkan bahwa yang berkuasa bukan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Yang berkuasa adalah organisasi profesi. Ini jelas tidak benar dan akan menghambat akses masyarakat terhadap ketersediaan obat-obatan,” tuturnya.
Ia mencontohkan keberadaan dokter khususnya dokter-dokter spesialis. Disebutkan, di Jakarta, jumlahnya mencapai 24% dari jumlah total dokter spesialis dan melayani 4% masyarakat di daerah yang relatif kecil.
JAKARTA--Pengamat kesehatan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Laksono Trisnanto mengungkapkan, penjamin ketersedianya akses masyarakat terhadap
BERITA TERKAIT
- 2 Koleksi Panel Dinding Rumah Bergaya Alami Diluncurkan
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Hadirkan Kesegaran Sehat, Healthy Drink Pikat Pengunjung BFA Surabaya
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat