Diktator Baik

Oleh: Dahlan Iskan

Diktator Baik
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Belakangan ketahuan cerita itu bohong. Tidak pernah terjadi. Kebohongannya itu dianggap menjatuhkan reputasi penegakan hukum di sana.

Raeesah pun diperiksa komite etik DPR. Komite etik kemudian memutuskan: Raeesah layak diperiksa penegak hukum.

Raeesah seorang muslimah. Dia lulusan Murdoch University, Australia. Bidang studinya marketing. Raeesah keturunan campuran Melayu dan Pakistan.

Apa yang dikemukakan Raeesah di DPR membuat kepolisian Singapura kebakaran kumis -tidak ada polisi Singapura yang punya jenggot. Pemeriksaan di internal kepolisian dilakukan. Hukum sangat ditegakkan di sana -melebihi menegakkan salat. Pun secara internal institusi pemerintahan.

"Tidak pernah ada kejadian seperti yang diceritakan Raeesah".

Di sidang DPR berikutnya pihak pemerintah minta keterangan lebih rinci apa yang dikatakan Raeesah. Di kantor polisi mana dilaporkan. Siapa identitas korban dan seterusnya.

Raeesah tidak mau membukanya. Hanya satu yang dia buka: umur korban. Alasan yang dia pakai menutupi semua identitas korban: untuk menjaga agar korban tidak trauma.

Akhirnya Raeesah mengaku: semua itu tidak pernah terjadi. Dia mengaku berbohong. Itu hanya untuk menarik perhatian agar perlindungan terhadap wanita diperhatikan.

Raeesah minta maaf atas kebohongan itu. Karena diucapkan di dalam sidang DPR dia merasa telah berbohong kepada seluruh rakyat Singapura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News