Dilaporkan Pemetik Buah di Australia Hanya Dibayar Rp 6 Ribu Perjam

Dilaporkan Pemetik Buah di Australia Hanya Dibayar Rp 6 Ribu Perjam
Dilaporkan Pemetik Buah di Australia Hanya Dibayar Rp 6 Ribu Perjam

Bildstein mengaqtakan ini bukan yang pertama kali Fair Work Ombudsman menerima laporan mengenai pria tersebut.

"Tuduhan yang kami terima termasuk bullying, pelecehan seksual dan penipuan terhadap para backpackers sampai ratusan dolar." katanya.

"Beberapa hal ini ada di luar kuasa kami, namun jelas seetlah kami mengidentifikasi masalanya, kami akan menyerahkan kepada pihak berwenang setempat ataupun polisi."

Serikat Pekerja Australia (The Australian Workers Union (AWU) sudah menyampaikan keprihatinan akan adanya ekploatasi terhadap pekerja asing yang banyak terjadi di industri pemetik buah.

Menurut sekretaris AWU cabang Victoria Ben Davis mengatakan bahwa yang terjadi adalah banyaknya backpacker yang disewa oleh perantara, dan tidak langsung berhubungan dengan pemilik lahan.

"Saya kira ini salah satu masalah besar. Para pemilik lahan banyak yang tidak tahu mengenai apa yang terjadi. Mereka hanya membayar kepada pekerja sesuai dengan apa yang diberitahu." kata Davis.


Seorang pemilik pertanian di negara bagian Victoria sedang diselidiki oleh pemerintah Federal Australia atas tuduhan mengeksploatasi para backpackers


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News