Dilarang Ekspor, Petani Rotan Menganggur
Sabtu, 25 Februari 2012 – 11:20 WIB
PADANG--Sejak pertengahan Desember tahun lalu, ratusan petani di Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai menganggur. Petani yang menggantungkan hidupnya kepada hasil hutan itu, mengalami penurunan penghasilan setelah pemerintah memberlakukan kembali larangan ekspor rotan. Padahal rotan adalah komoditi yang mudah didapatkan masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Padahal katanya, sekitar 60 persen masyarakat Kepulauan Mentawai masih menggantungkan hidup pada komoditi rotan yang tersedia di hutan. Alasan pemerintah untuk menumbuhkan industri mebel dalam negeri dinilai tidak pro petani. Sebab, kewajiban memasok bahan baku rotan tidak diiringi dengan kewajiban industri mebel membeli bahan baku rotan dengan harga layak kepada petani.
Akibat larangan yang mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produksi Rotan dan Permendag Nomor 36 Tahun 2011 tentang Pengangkutan Rotan Antar Pulau itu menyebabkan terjadi penurunan harga rotan. Belum lagi prosedur angkutan yang dinilai menyulitkan petani rotan, menyebabkan harga komoditi ini jatuh di tataran petani.
Baca Juga:
“Kondisi itu membuat sebagian besar petani rotan di Mentawai, dan daerah lain di Indonesia kehilangan pekerjaannya, karena tidak adanya kepastian harga,” kata Sekretaris Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sumbar, Djaswir Loewis kepada Padang Ekspres (Group JPNN).
Baca Juga:
PADANG--Sejak pertengahan Desember tahun lalu, ratusan petani di Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai menganggur. Petani yang menggantungkan hidupnya
BERITA TERKAIT
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Mendes Yandri Optimistis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Program Makan Bergizi Gratis