Dilarang Nonton TV Saat Magrib
Sukseskan Gerakan Gemar Mengaji
Rabu, 04 Januari 2012 – 10:45 WIB
Jika bisa membiasakana hal tersebut pada anak-anak, maka pada waktu maghrib mereka berada di rumah. Dan keluarga bisa berkesempatan untuk shalat bersama, belajar bersama, makan bersama dan yang lainnya.
Dengan demikian akan terjadi transfer pengetahaun orang tua terhadap anak. Transfer ahlak orang tua terhadap anak. Itu akan bisa menjadi penghindarana akan bahaya malam. “Bayangkan kalau maghrib masih di luar. Berbagai bahaya malam mengincar. Dari mulai narkoba, kekerasan, seksual dan lain sebagainya mengancam kepribadian anak-anak kita.”
Dengan maghrib mengaji, Suryadharma Ali yakin mereka (anak-anak) akan terisi jiwanya dengan pengetahuan-pengetahuan yang baik. Apalagi maraknya televisi-televisi dengan yang siaran menarik pada saat maghrib. Itu juga merangsang anak-anak untuk melambat-lambatkan shalat. Merangsang anak-anak untuk tidak belajar apalagi mengaji.
“Mengaji menjadi terasa berat apabila ada siaran televisi yang bagus.Saya mohon walkot/bupati untuk terus mensosialisasikan dan menggalakan program maghrib mengaji . Program maghrib mengaji tidak hanya mengudara di perkotaan saja tapi juga di pedesaan. Oleh karenany kita perbaiki, dengan demikian kita memberikan partisipasi yang sangat tepat, sangat baik untuk pembentukan karakter anak-anak kita di masa mendatang,” tegasnya.
JAKARTA--Pemerintah pusat melalui Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan kebijakan baru dengan istilah Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemar
BERITA TERKAIT
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit