Dilarang Nyetir, Perempuan Saudi Kini Boleh Berpolitik
Selasa, 27 September 2011 – 12:12 WIB
"Kami jelas menyambut baik pengumuman Raja Abdullah bahwa perempuan Saudi akan memiliki hak untuk menjadi anggota Majelis Syura," ungkap Jubir Dewan Keamanan Gedung Putih Tommy Vietor.
Komentar senada diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dalam pernyataan tertulis kemarin. ’’(Kebijakan) itu akan membawa kemajuan yang signifikan dalam masyarakat Saudi. Inggris sangat mendukung pemerintah Saudi dalam mengakui hak politik kaum perempuan,’’ ungkapnya seperti tertulis dalam dokumen resmi pemerintah Inggris.
Tetapi, reaksi aktivis HAM perempuan di Saudi tidak seperti AS dan Inggris. Mereka menyayangkan kebijakan raja yang dianggap tidak total. Pasalnya, perempuan masih harus menunggu empat tahun lagi untuk bisa menggunakan hak politik. Padahal, pekan depan Saudi pun akan menggelar pemilu lokal.
"Mengapa tidak (berlaku) mulai besok?" kritik Wajeha al-Hawaidar, dari kelompok feminis Saudi. Hal yang sama dikeluhkan Maha al-Qahtani, pegawai Kementerian Pendidikan. Dia mengatakan bahwa kaum hawa tidak hanya menuntut kesetaraan hak politik. Mereka juga menuntut persamaan hak dasar yang lain. Salah satunya adalah mengemudi mobil. (AP/AFP/hep/dwi)
RIYADH – Raja Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud dari Arab Saudi menuai pujian. Minggu sore lalu (26/9), penguasa monarkhi yang saat ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29