Dilatih K-13, Guru Tambah Bingung
Selasa, 07 Oktober 2014 – 21:02 WIB
Mereka mengeluh lantaran hanya memperoleh pelatihan selama lima hari. Setelah itu, para guru langsung disuruh mengaplikasikan dalam pengajaran. ''Gila nggak, lima hari dilatih langsung disuruhngajar. Tambah ruwet. Baru kena rotasi pula. Nggak bunuh diri sudah untung saya,'' ujar guru lain lagi.
Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan Dikbud Jatim Gatot Gunarso menyadari banyak masalah di lapangan yang terkait dengan implementasi kurikulum baru. Karena itu, pelatihan K-13 harus diberikan. Jumlah anggaran pelatihan mencapai Rp 30 miliar. Perinciannya, dana sekitar Rp 20 miliar diambil dari APBN dan uang Rp 10 miliar dari APBD provinsi.
Dari APBN, anggaran Rp 20 miliar dipakai untuk melatih kepala SD, SMP, SMA, SMK, guru BK SMA dan SMK, dan pengawas dikmen (lihat grafis). Setelah mendapat pelatihan, mereka diminta mendampingi guru SD. Ada sekitar 16 ribu sekolah yang akan mendapat pendampingan.
Bahkan, lanjut Gatot, pelatihan dari Kemendikbud belum mampu menjangkau seluruhnya. Dikbud pun ikut mengadakan pelatihan yang menyasar guru SD, SMP, SMA, maupun pendidikan luar biasa. ''Pelatihan kami melengkapi yang tidak bisa dijaring pemerintah pusat,'' tuturnya.
SURABAYA - Lelah dan suntuk membenami wajah guru-guru. Sepulang dari pelatihan kurikulum 2013 (K-13), mereka bukannya semringah, melainkan menggerutu.
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap 295 Ribu Guru Belum Sarjana, Solusinya Sudah Disiapkan
- Wahai Guru PNS, PPPK & Honorer, Inilah Poin-poin Penting Pidato Mendikdasmen
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan