Dilema Pengusaha Pada Rupiah dan Harga Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Pergerakan rupiah yang masih fluktuatif membuat pelaku usaha waswas.
Saat ini mereka berupaya tidak menaikkan harga produk Namun, jika tren tersebut berlanjut, dikhawatirkan pengusaha memangkas produksi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, dengan pelemahan rupiah, pasti ada peninjauan dari biaya produksi.
"Namun, tidak otomatis harga itu bisa dinaikkan mengikuti perkembangan bahan baku. Karena kami harus menyesuaikan dengan daya beli masyarakat," ujar Hariyadi.
Namun, bila pelemahan tersebut berlanjut, kapasitas produksi berpotensi turun.
"Selama ini yang bisa dilakukan adalah mendiferensiasi produk. Misalnya, kemasan dikecilkan atau dilakukan pemindahan stok dari satu daerah ke daerah lain," tambahnya.
Menurut dia, pelemahan rupiah memengaruhi produksi sebagian besar sektor usaha.
Sebab, bahan baku sebagian besar jenis usaha masih impor. "Hampir semua sektor impor. Farmasi, otomotif, sektor kimia. Di semua sektor, relatif besar komponen impornya," bebernya.
Saat ini para pengusaha sudah siap memangkas produksi untuk bisa menahan harga.
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun