Dilindas Gentrifikasi, Seniman Berlin di Ambang Kepunahan
Tapi, sebentar lagi predikat sebagai kota yang paling tak menarik bagi investor itu mungkin harus dilepas. Sejak terjadi kenaikan harga properti, satu persatu gedung-gedung pusat budaya di Berlin tergusur. Studio-stu dio seni ditutup, dibangun gedung baru dengan harga sewa yang fantastis. Asosiasi Seniman Visual Profesional di Berlin (BBK) mengungkapkan bahwa per tahun setidaknya 350 studio seni ditutup.
Para seniman tak terima. Mereka membuat berbagai instalasi sebagai wujud protes. Beberapa ada yang membuat baliho bohongan tentang pembangunan suatu gedung di ruang terbuka. Nomor telepon para seniman itu disertakan.
Banyak orang terkecoh. Mereka tetap menelepon dan ingin membeli apartemen atau properti apa pun di Berlin. Orang-orang itu siap membayar langsung tanpa perlu melihat bangunannya. Beli dulu sisanya urusan belakangan.
"Beberapa orang hanya ingin ikuti-kutan (membeli properti)," ujar Dorothea Nold, seniman visual, seperti dikutip The Guardian. Beberapa bahkan tidak percaya ketika dijelaskan bahwa iklan tersebut hanyalah bentuk kampanye untuk mengkritik pembangunan besar-besaran di Berlin.
Jika tren penggusuran studio seni itu terus berjalan, Berlin akan kehilangan jiwanya. Yaitu, sebagai kota pusat seni. "Apalah Berlin tanpa seninya, klub-klubnya, dan budayanya? Ia bakal sama saja dengan ibu kota lain nya. Ia bakal membosankan," tegas pelukis Sebastian Koerbs. (sha/c22/dos)
Kenaikan nilai properti di Berlin meningkat tajam. Imbasnya, para seniman terusir
Redaktur & Reporter : Adil
- Akui Belum Move On dari Mantan Istrinya, Ardhito Pramono: Gue Tetap Bisa Berkarya
- Aktor Indonesia Pascal Phoa Tampil dalam Pertunjukan Teater Hamlet di New York
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- PKS Gelar Ngobrol Santai Seputar Budaya Bersama Para Seniman
- Aku dan Warisan Ibu Kolaborasi Seni Tekstil & Padu Padan Batik Lawasan