Dimarahi, Anak Alergi Jadi Depresi
Daya Tahan Tubuh Lebih Lemah
Selasa, 23 April 2013 – 20:49 WIB

Ilustrasi. FOTO Getty Images
ANAK pengidap alergi pada saat-saat tertentu akan mengalami kekambuhan. Tak sekadar terpapar alergen (pencetus alergi), tetapi juga saat daya tahan tubuhnya menurun. Ketika kambuh, anak membutuhkan dukungan orang tua. Bukan malah dimarahi. Nah, pada saat-saat seperti itu, dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan. Sebab, setelah melakukan sedemikian pemeriksaan pada pasien anak depresi yang juga menderita alergi, Fatimah menemukan dugaan justru orang tua yang memicu depresi. ""Tindakan-tindakannya seperti memarahi dan mengancam. Bukannya sembuh, anak malah depresi,"" ujarnya.
Sebab, menurut spesialis kejiwaan RSUD dr Soetomo Prof dr Fatimah Haniman SpKJ(K), seorang anak yang menderita alergi berpotensi lebih besar mengalami depresi. Fatimah melihat fenomena itu di semua tempat praktiknya.
Dalam seminggu, sedikitnya tujuh pasien anak terindikasi depresi. Menurut pengamatannya dalam lima tahun terakhir, dua di antara tujuh pasien tersebut mengidap alergi. Misalnya rhinitis alergica. Pada kondisi itu, anak bersin-bersin, hidungnya gatal, sampai ingusan parah. Ketika kondisi tersebut kumat, seorang anak lebih rewel, gelisah, ingin merasakan kembali nyaman, tapi tidak tahu harus melakukan apa.
Baca Juga:
ANAK pengidap alergi pada saat-saat tertentu akan mengalami kekambuhan. Tak sekadar terpapar alergen (pencetus alergi), tetapi juga saat daya tahan
BERITA TERKAIT
- 4 Makanan Selain Susu yang Kaya Kandungan Kalsium
- Cegah Serangan Anemia dengan Mengonsumsi 5 Makanan Kaya Zat Besi Ini
- Slim Fit Booster dari LIGHThouse Bikin Puasa Sambil Diet Nyaman, Sehat
- Edukasi Tentang Zat Besi sangat Penting untuk Jaga Kesehatan Anak
- Laksan Palembang, Sajian yang Cocok untuk Menu Buka Puasa
- i3L Triple Helix Gathering 2025: Sinergi Demi Inovasi Kesehatan