Diminta Hati-hati Pilih Jaksa Karir
Kamis, 14 Oktober 2010 – 21:49 WIB
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali diminta untuk mewaspadai pemilihan jaksa karier untuk mengisi posisi Jaksa Agung yang kini kosong. Belajar dari pejabat sebelumnya, Hendarman Supandji, menurut Koalisi Pemantau Peradilan, Jaksa Agung yang berasal dari kalangan internal malah kinerjanya buruk. Bahkan sudah melemahkan upaya perbaikan sistem hukum dan ancaman bagi upaya penegakan hukum di Indonesia. "Kondisi ini menjadi salah satu catatan kelam selama kepemimpinan Hendarman Supandji sebagai mantan Jaksa Agung," ucap Dwi Poto, anggota koalisi dari Transparency International Indonesia (TII), Kamis (14/10).
Berdasarkan catatan koalisi, selama jabatan Hendarman, setidaknya 7 kasus korupsi kelas kakap telah dihentikan, ditambah 40 kelas yang sama tidak jelas perkembangannya. Contohnya, perburuan uang milik Tommy Soeharto yang diduga hasil korupsi di Guersney, Inggris yang sampai sekarang tak jelas.
Baca Juga:
Khusus selama semester I tahun 2010, Indonesia Corruption Watch (ICW) yang merupakan anggota koalisi mencatat 54,82 % koruptor divonis bebas di pengadilan umum. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran jaksa dalam menyusun dakwaan.
Baca Juga:
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali diminta untuk mewaspadai pemilihan jaksa karier untuk mengisi posisi Jaksa Agung yang kini
BERITA TERKAIT
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan