Diminta Mematuhi Aturan Internasional, China Sewot, Pembalasan!
jpnn.com, BEIJING - China melancarkan tuduhan balasan terhadap para anggota G7 sebagai negara-negara maju yang paling banyak melanggar dan merusak aturan internasional.
"Saat meminta China menaati aturan internasional, G7 sendiri yang justru banyak melanggar dan merusak aturan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Kamis.
Konferensi Tingkat Tinggi G7 yang diagendakan di Jepang bakal mendesak China agar menaati aturan internasional.
"Sebelum mendiskusikan aturan internasional, harus kita pastikan dulu seperti apa aturan internasional yang dimaksud itu," katanya dalam pengarahan pers rutin di Beijing.
Saat G7 menyebut aturan internasional, lanjut Wang, yang mereka maksudkan adalah aturan negara-negara Barat.
Ia mengungkapkan Amerika Serikat telah mengabaikan 17 kesepakatan internasional, termasuk kesepakatan dengan UNESCO dan Kesepakatan Paris.
"AS telah memata-matai negara-negara secara global tanpa pandang bulu, tidak terkecuali sekutunya di G7, negara-negara bersenjata kuat, memaksa secara ekonomi, dan campur tangan militer. AS secara terang-terangan menginvasi Afghanistan, Irak dan Suriah serta negara-negara lain yang lebih kecil dan lebih lemah daripada AS, membunuh dan menggusur puluhan juta warga sipil tak berdosa," ujar Wang.
Ia mendesak AS dan Jepang sebagai anggota G7 segera melunasi dulu tunggakan iuran di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelum berbicara tentang aturan internasional.
China melancarkan tuduhan balasan terhadap para anggota G7 sebagai negara-negara maju yang paling banyak melanggar dan merusak aturan internasional
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Kerja Sama Indonesia-China Mencapai 10 M Dolar AS, Ketum Kadin Anindya Bakrie: Ini Pertanda Baik