Din Justru Pengin Hagia Sophia Jadi Katedral bukan Masjid
Kemudian kembali menjadi Katedral Ortodhoks hingga menjadi masjid, museum dan kini menjadi masjid.
"Ini layak dipertimbangkan karena ada masalah dunia, bukan soal setuju tidak setuju karena ini kesepakatan global," kata dia.
Sementara itu, Din mengusulkan pilihan lainnya yaitu menyerahkan nasib Hagia Sophia sesuai pemerintah di masa terkait.
Adapun secara linimassa fungsi Hagia sempat berganti-ganti seusai pemerintah yang berkuasa, baik itu katedral, museum dan masjid.
"Kalau pemerintah Turki mau memfungsikan sebagai apa itu haknya. Dunia internasional dan PBB walaupun itu jadi warisan dunia tapi penggunaannya tetap menjadi hak negara terkait," katanya.
Hal serupa, kata dia, sebagaimana menghormati hak prerogatif negara Spanyol yang di dalamnya terdapat Al Hambra. Spanyol berhak memfungsikan Al Hambra sesuai kebijakan pemerintah berkuasa saat ini. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin punya pendapat lain terkait polemik Hagia Sophia di Turki.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Pramono Janji Bakal Menyediakan WiFi Gratis untuk Setiap Masjid di Jakarta
- Hadiri Masjid Award, Khofifah: Penting untuk Memakmurkan Masjid dan Jemaahnya
- Gelap Cahaya
- Diskusi di Kemang Dibubarkan Paksa, Komnas HAM Angkat Bicara
- BAZNAS Optimalkan Masjid sebagai Pusat Kesejahteraan Ekonomi Umat
- Daya Tampung Sudah tak Cukup, Masjid di Shuzuoka Segera Direnovasi