Din Syamsudin Sebut Politik Indonesia Tak Bermoral
Kamis, 22 November 2012 – 06:46 WIB
Politik transaksional sangat berbahaya. Ketika itu terjadi maka terjadi politik dagang sapi yang tidak saja mengancam diri secara pribadi tapi juga lembaga negara. "Yang paling berbahaya ada tingkat saling menyandera. Tidak peribadi tapi hingga ke lembaga. Saling mengunci sehingga tidak jadi ada solusi. Contoh perseteruan antara Dahlan Iskan dengan DPR dan Dipo Alam dengan DPR," tandasnya.
Akibat lain dari itu, banyak dihasilkan UU yang tidak berpihak pada rakyat. "Untuk itu Muhammadiyah memohonkan judicial review beberapa UU, salah satunya (yang telah diputuskan Mahkamah Konstitusi) UU Migas," pungkasnya.
Politik Indonesia tidak bermoral, karena dijalankan dengan sistem dan konsep yang tidak baik. "Betapa banyak haji masuk ke ranah politik, tetap tidak bisa melakukan perubahan, malah dia dipenjara," tuturnya. Politik saat ini cenderung jadi mata pencarian, tidak sekedar untuk mengabdi kepada rakyat. "Politik untuk jadi kaya," ucapnya. Untuk itu dia menyarankan perlunya revitalisasi cita-cita bangsa, revitalisasi karakter bangsa serta watak bangsa. (bis)
PADANG--Cita-cita reformasi tahun 1998 sampai hari ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal itu akibat negara Indonesia belum siap menghadapi perubahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Proses Penetapan Tidak Transparan, Dekot Se-Jakarta Ajukan Gugatan ke PTUN
- DPR-Pemerintah Sepakat BPIH 2025 Sebesar Rp 89,4 Juta, Turun Dibandingkan 2024
- Kubu Harun-Ichwan Minta MK Klarifikasi Soal Akun Ini
- Sahroni Minta Polisi Permudah Mekanisme Pelaporan Kasus, Jangan Persulit Korban
- Mardiono Jadikan Harlah ke-52 PPP Sebagai Momentum Bertransformasi Lebih Baik
- MK Hapus Presidential Treshold, Ketua DPD Hanura Sultra: Konstitusi Kembali ke Tangan Rakyat