Din Tuding Presiden SBY Lari Dari Tanggungjawab
Rabu, 29 Agustus 2012 – 07:55 WIB

Din Tuding Presiden SBY Lari Dari Tanggungjawab
BANDUNG-Menanggapi kericuhan di Sampang yang mengakibatkan korban jiwa, Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, menuding Presiden SBY terkesan lari dari tanggungjawab. Pemerintah juga dinilainya telah lalai menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.
“Presiden SBY yang seakan lari dari tanggung jawab dalam menyikapi kasus Sampang. Menyalahkan instansi dan anak buah dalam hal ini intelejen yang dianggap kecolongan merupakan upaya untuk lari dari tanggung jawab sebagai seorang pemimpin,” ujar Din saat ditemui usai silaturahmi Unisba di Aula Unisba, Selasa (28/8).
Ia bahkan menyayangkan pernyataan SBY yang justru menyalahkan instansi dan aparat intelejen bahkan diumbar ke publik. Pasalnya sebagai pemimpin tertinggi seharusnya SBY justru segera melakukan tindakan bukan malah menyalahkan aparatnya.
“Saat ini SBY seharusnya tidak menganggap remeh permasalahan ini dan malah menyalahkan instansi di bawahnya. Sementara langkah kongkrit ke dalam untuk mengatasi masalah ini tidak dilakukan. Kalau kecolongan, lantas apa tindakannya. Jangan justru disebar ke publik untuk pencitraan semata, seolah-olah kesalahan anak buah. Seharusnya ya dipecat saja di level yang harusnya bertanggungjawab," katanya.
BANDUNG-Menanggapi kericuhan di Sampang yang mengakibatkan korban jiwa, Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, menuding Presiden SBY terkesan lari dari
BERITA TERKAIT
- BRCC Indonesia Melaksanakan Ujian Masuk Universitas Tiongkok
- Kejari Muba Menggeledah Dua Kantor Milik Alim Ali, Ada Apa?
- Bakar Semangat Kepala Daerah, Gubernur Lemhannas Ajak Manfaatkan Kebijakan Inovatif
- Pelayanan Celltech Stem Cell Hadir di RS Pusat Pertahanan Negara
- Setelah 7 Bulan Menderita, Maesaroh Kembali ke Indonesia dengan Bantuan Sarifah Ainun
- Jakarta Kena Efisiensi Rp 38 Miliar, Rano Karno: Enggak Besar