Dinar-Dirham yang Mulai Populer sebagai Alat Pembayaran
Dapat Nasi Goreng Plus Kembalian Rp 20 Ribu
Sabtu, 09 Januari 2010 – 04:34 WIB

Keping uang emas bergambar Masjid Agung, Demak, Jawa Tengah (foto:ist)
Mengumpulkan keping emas (dinar) dan perak (dirham) sebagai koleksi dan sarana investasi sudah biasa. Namun, sekelompok wirausahawan kini getol memasyarakatkan keping logam mulia itu sebagai alat transaksi layaknya mata uang rupiah.
-------------------------------------------
SOFYAN HENDRA, Jakarta
-------------------------------------------
DENYUT kehidupan di Jalan Sungai Landak, kawasan Cilincing, Jakarta Utara, malam itu sepintas sama saja dengan kawasan pinggiran ibu kota lainnya. Bangunan, deretan toko, dan pedagang kaki lima saling berimpitan di sepanjang jalan menuju kawasan industri yang dikelola Kawasan Berikat Nusantara.
Mengumpulkan keping emas (dinar) dan perak (dirham) sebagai koleksi dan sarana investasi sudah biasa. Namun, sekelompok wirausahawan kini getol memasyarakatkan
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara