Dinas Intelijen Australia Punya Peran Rahasia dalam Membantu Mengungkap Pelaku Bom Bali Tahun 2002

Kemampuan komputer DSD
Jauh sebelum bom Bali, DSD sudah memiliki sejumlah besar data dari stasiun di dekat kota Geraldton yang memantau data satelit dalam tugas mereka memantau data global sebagai bagian dari kerja sama Echelon, yang dioperasikan oleh lima mitra intelijen yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat.
Untuk menganalisis data yang besar diperlukan sebuah komputer super untuk melakukannya.
"Sebelum adanya pembicaraan mengenai data besar, badan intelijen seperti ASD sudah memiliki petugas yang bisa menganalisis data dan bisa menemukan jarum di kumpulan jerami," kata mantan direktur ASD Mike Burgess, yang sekarang menjadi bos ASIO.
"Dan itulah kuncinya organisasi intelijen yang menganalisis data. Tidak saja sekadar memahami bagaimana komunikasi yang ada, tapi juga memecahkan sandi rahasia. Dan ada banyak ada yang bisa akhirnya menemukan individu yang melakukannya."
DSD adalah organisasi pertama di Australia yang mendapatkan 'Cray superkomputer' di tahun 1980-an, yang dibeli oleh Jim Noble, ayah dari Rachel Noble yang saat ini menjabat sebagai direktur jenderal ASD.
"Saya bisa mengatakan waktu itu komputer ini bentuknya aneh dan kemampuannya terbatas," kata Rachel mengenai superkomputer pertama tersebut.
"Ponsel iPhone memiliki kemampuan ribuan kali lebih cepat dalam melakukan proses data dibandingkan komputer super, namun ketika kami beli di tahun 1986, ini adalah yang pertama di Australia dan di bumi bagian selatan, sehingga betul-betul berguna bagi kami."
Baik Jim dan Mike tidak mau merinci keterlibatan DSD dalam penyelidikan bom Bali.
Editor politik ABC Andrew Probyn mengungkapkan peran penting dinas intelijen Australia dan kerja sama dengan kepolisian Indonesia berhasil mengungkap pelaku ledakan bom Bali di tahun 2002
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya