Dinas Kesehatan Mendadak Datangi Sekolah, Langsung Swab Antigen 30 Siswa dan 3 Guru
jpnn.com, SURAKARTA - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta terus melakukan surveillant atau pengawasan pada proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di Kota Surakarta.
Pada Selasa (23/11) pagi atau hari kedua dilaksanakan program tersebut, sebanyak 30 siswa dan 3 guru SD N Kestalan 5 Jl. Letjen S. Parman No. 135 Kestalan, Banjarsari, Surakarta yang menjalani tes swab antigen.
Kegiatan itu diikuti siswa kelas 4 hingga 6 dengan perincian 10 siswa dari kelas 4A dan 4B, 10 siswa dari 5A dan 5B serta 10 Siswa dari kelas 6A dan 6B. Sedangkan, 3 dari 25 guru yang dipilih merupakan wali kelas.
"Dari 292 siswa, kami pilih yang belum pernah melakukan tes swab. Untuk guru kami utamakan yang wali kelas karena mereka yang paling sering berinteraksi dengan siswa," ungkap Ketua Satgas Covid SD Kestalan 5, Sri Hartuti kepada wartawan.
Guru olahraga itu menuturkan belum sempat memberitahukan pelaksanaan program surveillant berwujud tes swab acak ini kepada wali murid.
Pihak sekolah baru dihubungi oleh Puskesmas setempat pada pukul 07.00, sedangkan swab antigen dimulai sekitar pukul 08.00.
"Kalau izin swab belum karena ini mendadak, kami sebelumnya tidak tahu kalau akan ada swab. Jadi, kami hanya memberitahukan pada orang tua melalui melalui WA grup dari setiap kelas,"jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (Kadinkes) Surakarta Siti Wahyuningsih menargetkan, hingga 26 November 2021, sebanyak 29 sekolah harus sudah melaksanakan program surveillant.
Sebanyak 30 siswa dan 3 guru SD N Kestalan 5 Jl. Letjen S. Parman No. 135 Kestalan, Banjarsari, Surakarta mengikuti tes swab antigen di halaman SD tersebut.
- Kunjungi Kaltim, Delegasi Selangor Jalin Kolaborasi Regional untuk Pencegahan Dengue
- 1.243 Orang Positif Demah Berdarah di Sumenep
- Dr. Cashtry Sebut Beberapa Langkah Penting Untuk Kurangi PTM di Kota Medan
- Awas, Konsumsi Jajanan Berlebihan Menyebabkan PTM pada Anak
- PTM Meningkat, Pemerintah Harus Buat Aturan soal Jajanan Anak
- PTM Makin Marak Terjadi pada Anak, Pemerintah Diminta Lebih Perhatian