Dinilai Hina Petinggi Muhammadiyah, Refly Harun: Ngabalin Itu Ngawur
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengomentari respon Muhammadiyah atas pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin setelah menyebut Busyro Muqoddas berotak sungsang. Muhammadiyah menyebut Ngabalin tuna adab.
"Luar biasa, tuna itu tidak, adab itu sopan santun, jadi tidak ada sopan santunnya," ujar Refly di kanal Youtube-nya Refly Harun, dipantau Minggu (16/5).
Refly mengapresiasi sikap Muhammadiyah dan Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas yang tidak membalas pernyataan Ali Ngabalin dengan mengadukannya ke kepolisian. Hal itu bisa dilakukan seandainya Muhammadiyah ataupun Busro Muqoddas mau menempuhnya.
Hal ini menurut Refly, karena menyangkut organisasi besar yakni Muhammadiyah dan nama besar petingginya. Karena sebelumnya ada organisasi besar yang langsung memolisikan dan pelakunya dikenakan pasal penghinaan dan penyebaran ujaran kebencian.
Hal yang sama bisa jadi berlaku karena Muhammadiyah adalah ormas besar di republik ini. "Tetapi ini tidak dilakukan," katanya.
Refly Harun juga menilai pernyataan Ngabalin kepada Busro Muqoddas dan Anwar Abbas bukan politis
"Itu ngawur," ujarnya sambil terkekeh.
Mantan Ketua Tim Anti Mafia Mahkamah Konstitusi ini mengaku bersyukur bahwa Muhammadiyah hanya membalas pernyataan protes Ngabalin kepada Presiden Jokowi agar mengevaluasi Ngabalin. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai pernyataan Ali Mochtar Ngabalin terhadap ketua PP Muhammadiyah, ngawur
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Refly Harun Disorot karena Kritik Pemerintah Tanpa Solusi
- Refly Harun Dukung Pengarahan Prabowo ke Jajaran Menterinya, Singgung Jokowi
- Refly Harun: Ahmad Luthfi Didukung Penguasa, Polri Harus Netral di Pilkada Jateng
- Kontroversi Jabatan Mayor Teddy, Refly Harun Ungkap 3 Kesalahan yang Ditutupi-tutupi
- Ali Ngabalin Merespons soal Tak Dipanggil Prabowo ke Kertanegara, Kutip Surah At-Taubah
- Simposium Nasional PB HMI Bicara Peta Jalan Indonesia Emas